Nusa Dua – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan untuk tetap mewaspadai adanya peningkatan risiko dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ketidakpastian global yang berpotensi menimbulkan krisis keuangan. Pasalnya, beberapa negara berkembang pun sudah mengalami krisis keuangan, dampak dari ketidakpastian global itu.
Menurutnya, kewaspadaan yang harus ditingkatkan tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) yang saat ini tumbuh terlalu pesat, namun di sisi lain banyak juga negara-negara yang perekonomiannya tumbuh melemah atau tidak stabil. Kondisi ini diperparah dengan adanya intensitas perang dagang yang terus meningkat.
“Banyak masalah yang membayangi perekonomian dunia. AS menikmati pertumbuhan yang pesat, namun di banyak negara terdapat pertumbuhan yang lemah. Terlebih, perang dagang semakin marak dan inovasi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang,” ujar Jokowi dalam Opening Plenary Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, di Bali, 12 Oktober 2018.
Saat ini, negara-negara yang tengah tumbuh, sedang mengalami tekanan pasar yang besar. Oleh sebab itu, kata dia, negara-negara berkembang seperti Indonesia harus mampu menyikapi perkembangan kondisi global yang masih penuh ketidakpastian ini. Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, Indonesia harus mewaspadai risiko-risiko itu.
“Kita tetap harus waspada terhadap meningkatnya risiko-risiko dari global ini,” ucapnya.
Dirinya meyakini, Indonesia mampu menghadapi risiko-risiko tersebut. Hal ini sejalan dengan pengalaman Indonesia yang cukup matang dalam menghadapi sebuah krisis. Menurutnya, berkat langkah-langkah kebijakan moneter dan fiskal yang luar biasa yang dilakukan oleh pemerintah maupun regulator, telah menyelamatkan Indonesia keluar dari krisis keuangan.
“Saudara-saudara para pembuat kebijakan, telah menyelamatkan dari depresi global, yang pada waktu itu sudah di depan mata. Untuk itu, kami menyampaikan selamat atas kesuksesan dalam mengatasi Krisis Finansial Global tahun 2008 silam,” tutup Jokowi. (*)