Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, sikap optimisme diperlukan dalam rangka mencapai target peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut disampaikannya saat membuka membuka secara resmi BNI Investor Daily Summit 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (08/10).
“Semuanya kita harus optimis bahwa tantangan-tantangan karena perlambatan ekonomi global, karena perubahan iklim, karena tensi geopolitik yang semakin memanas, itu bisa kita selesaikan dan kita hadapi,” kata Jokowi.
Eks Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, hilirisasi dan digitalisasi juga merupakan program strategis yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.
“Dengan optimisme itu, apa yang direncanakan, angka-angka yang ingin dicapai itu betul-betul bisa direalisasikan. Tanpa optimisme, sulit. Dan saya ulang, hilirisasi dan digitalisasi menjadi kunci menuju ke sana,” terangnya.
Baca juga : Jokowi Klaim Proses Transisi ke Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Berjalan Mulus
Lebih lanjut, Jokowi juga meyakini bahwa investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) akan dapat tercapai sesuai target yang telah ditentukan. Ia juga menegaskan, investasi yang masuk ke IKN akan diseleksi terlebih dahulu sehingga tidak semuanya bisa langsuk masuk untuk berinvestasi.
“Yang masuk sebenarnya banyak, hanya perlu diseleksi kan, serius ndak, kalau serius baru diberi peluang. Dan kita memang memilih. Jadi tidak semua langsung boleh masuk semua, boleh investasi, semuanya lewat seleksi. Dan memang benar angkanya Rp58 triliun,” bebernya.
Dalam BNI Investor Daily Summit 2024, Jokowi berkeyakinan bahwa Indonesia dapat menjadi salah satu super power ekonomi baru, bersama dengan China dan India.
Baca juga : Jokowi: Indonesia Berpotensi jadi Negara Super Power Ekonomi Baru
“Sekarang kita telah masuk ke abad Asia, pergeseran dari Barat menuju ke Asia. Growth pertumbuhan ekonomi juga bergeser semuanya ke Asia. Dan diprediksi, diperkirakan, di Asia nanti akan ada tiga kekuatan ekonomi baru, super power ekonomi tiga negara yang diperkirakan India, China, dan Indonesia,” terangnya.
Selain itu, Indonesia juga memiliki modal besar untuk bisa masuk menjadi negara maju. Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga di angka 5,08 persen pada kuartal kedua 2024, inflasi masih bisa dikendalikan di sekitar angka 2-3 persen, Indeks Keyakinan Konsumen berada di angka 124,4 serta spending index dengan tren yang meningkat dari 145,8 di kuartal ketiga 2023 menjadi di 234,8 di kuartal ketiga 2024.
“Artinya secara year on year naik sangat tinggi sekali. Dan saat ini GDP per kapita kita sudah mencapai 5.060 [dolar AS], dan kita harapkan lima tahun ke depan bisa berada di atas 7.000 (dolar AS), sepuluh tahun ke depan bisa di atas 9.000 (dolar AS), dan seterusnya. Inilah yang harus kita jaga,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama