KAWAH Ijen adalah sebuah gunung berapi aktif yang berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur. Gunung yang terkenal dengan kawah hijau tosca dan blue fire (api biru) ini, menjadi salah satu magnet wisata di Jawa Timur.
Sayangnya, beberapa hari terakhir keelokan Gunung Ijen terusik dengan adanya pembangunan sejumlah fasilitas seperti pendopo tempat istirahat dan toilet tepat di puncak Gunung Ijen. Balai Besar KSDA Jawa Timur berdalih pembangunan tersebut merupakan salah satu upaya membuat Taman Wisata Alam Ijen layak dikunjungi dan membuat wisatawan semakin nyaman. Mirisnya lagi, bangunan yang dibuat di atas puncak merupakan bangunan permanen dengan beton, semen dan galian pondasi di puncak gunung.
Atas pertimbangan lingkungan, pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharap segera mengambil tindakan penghentian pembangunan tersebut. Petisi penolakan pembangunan di puncak Ijen pun dibuat oleh akun Sea Soldier Banyuwangi, dan telah ditandatangani nyaris 21.000 orang sampai dengan pukul 9:13.
“Kami mengajak Anda semua untuk menandatangani petisi untuk menolak seluruh pembangunan yang dilakukan Balai Besar KSDA Jatim di Puncak Ijen. Kawah Ijen sudah cantik tanpa ada bangunan – bangunan di puncak yang justru merusak keindahan asli Gunung Ijen serta berpotensi membahayakan eksosistem dan konservasi di Kawasan Gunung Ijen,” tulis petisi dalam situs change.org sejak seminggu lalu.
Petisi selain ditujukan untuk Presiden Jokowi, juga untuk Kementerian Pariwisata, Kementerian LHK, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur serta Gubernur Jawa Timur.
Kawasan Gunung Ijen merupakan Taman Wisata Alam yang berdampingan dengan Cagar Alam. Luasan Taman Wisata Alam di Kawah Ijen hanya sekitar 93 hektar, sementara sisanya merupakan Cagar Alam yang dilindungi. Kawasan Gunung Ijen juga merupakan tempat berbagai biota dilindungi hidup seperti Elang Jawa dan beberapa tanaman langka. Karena ada unsur Cagar Alam itulah, tak tepat jika Ijen dijadikan wisata massal (mass tourism) dengan masifnya pembangunan di sana.
Segala aktivitas pembangunan dan kegiatan manusia di kawasan ini, jika berlebihan tentu akan mempengaruhi ekosistem dan konservasi alam. Meski pembangunan diklaim dilakukan di kawasan blok publik, namun pembangunan ini secara jangan panjang akan mempengaruhi ekosistem yang menjadi habitat biota di Kawasan Gunung Ijen. (*)