Jakarta – Data ekonomi makro Indonesia pada kuartal III tahun 2017 telah membangkitkan optimisme ekonomi nasional. Potensi sumber daya nasional dapat menjadi energi positif bagi perekonomian nasional pada masa sekarang dan mendatang.
Dalam acara “Bincang-Bincang Ekonomi Indonesia” yang akan digelar pada Jumat, 17 November 2017 di Teater Salihara, Jakarta, Presiden Joko Widodo diagendakan akan menyampaikan pandangannya tentang ekonomi nasional beserta potensi dalam negeri.
“Pak Presiden diagendakan akan hadir dalam bincang-bincang ekonomi Indonesia,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Bram S Putro, Rabu, 15 November 2017.
Selain Presiden Joko Widodo akan hadir pula sejumlah para pengambil kebijakan dan praktisi ekonomi dan bisnis yang akan membedah ekonomi bisnis terkini dan proyeksinya pada masa mendatang.
Adapun pejabat yang akan datang adalah Menteri BUMN Rini Soemarno, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, Ketua Umum KADIN Rosan P. Roeslani dan Profesor Firmanzah selaku rektor Universitas Paramadina.
Acara Bincang-bincang ekonomi Indonesia yang bertajuk “Optimalisasi Potensi Dalam Negeri” ini, menjadi langkah bersama memandang ekonomi Indonesia dalam bingkai optimistis. Ekonomi nasional saat ini yang terus bergulir menuju kadar kualitas yang semakin meningkat menjadi landasan optimistis melihat ekonomi nasional masa depan.
“Kita harus berbangga melihat peringkat Ease of Doing Business Indonesia mengalami perbaikan. Peringkatnya naik dari 91 menjadi 72. Ekonomi Indonesia harus terus ditingkatkan. Kita memiliki sumber daya yang harus terus dioptimalkan untuk mencapai pertumbuhan dan pemerataan ekonomi,” kata Politikus Golkar Fadel Muhammad yang juga dijadwalkan turut hadir.
Menurut Fadel, data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar tumbuh 5,06 persen pada kuartal III-2017 bila dibandingkan dengan kuartal III-2016 (yoy). Pertumbuhan ekonomi yang cukup positif ni tentu menjadi kabar baik untuk Indonesia.
Selain itu, indikator industri khususnya manufaktur, yang notabenenya bisa memberikan multiplier effect secara meluas, mengalami pertumbuhan yang bagus. Industri manufaktur besar dan sedang tumbuh 5,51 persen pada kuartal III-2017. Pertumbuhan tersebut adalah pertumbuhan tertinggi sejak 2015.
Fadel juga melihat kerja pemerintah dalam melakukan pengendalian inflasi masih berjalan sesuai ekspektasi. Angka inflasi pada Oktober 2017 sebesar 0,01 persen dan sebesar 2,67 persen secara year to date (ytd). Harapannya, hingga tutup tahun inflasi masih terkendali sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
“Tahun ini memang tahun yang penuh dengan tantangan. Namun semua akan dapat dilewati dengan pencapaian yang optimal bila antara pemerintah, pebisnis, dan masyarakat solid,” ucapnya. (*)