Jakarta – Di tengah badai pandemi yang begitu mengkhawatirkan ini, kemampuan beradaptasi menjadi sangat penting. Tanpa skill beradaptasi yang mumpuni, maka sebuah korporasi akan dengan mudah hanyut terbawa badai pandemi Covid-19. Hal inilah yang dipahami betul oleh PT Penjaminan Jamkrindo Syariah (Jamsyar), sehingga tak hanya bertahan, namun juga memiliki pertumbuhan kinerja yang ciamik.
Pertumbuhan kinerja yang ciamik ini dapat dilihat dari kinerja Jamsyar selama tahun 2020, dimana Jamsyar berhasil mencatat volume penjaminan sebesar Rp32,40 triliun, meningkat 12,89% dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar Rp28,7 triliun. Sementara laba tahun berjalan tahun 2020 berhasil diraih sebesar Rp48,764 miliar atau meningkat sebesar 32,69% dari tahun 2019 yang senilai Rp36,75 miliar. Dan peningkatan ini tak bisa dilepaskan dari komitmen Jamsyar untuk mendukung program-program pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Ketika program PEN ini berlangsung, di sinilah peluang untuk adaptasi tersebut timbul. Jamsyar melihat peluang baru dari munculnya pandemi Covid-19, yakni meningkatnya tren bisnis alat kesehatan. Banyak bisnis alat kesehatan yang muncul dalam skala UMKM. Program PEN yang salah satunya menyasar UMKM, dan Jamsyar yang menjadi salah satu institusi yang bertugas melakukan penjaminan pembiayaan ini melihat kesempatan tersebut sebagai peluang yang sayang bila tidak dimaksimalkan.
Program Penjaminan Pembiayaan Modal Kerja PEN memang sangat diperlukan untuk menambah kepercayaan (confidence) perbankan Syariah untuk menyalurkan pembiayaan modal kerja. Lalu, Jamsyar pun juga turut mendongkrak pertumbuhan UMKM melalui penjaminan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Jamsyar pun menyediakan produk penjaminan non cash loan yang berupa penjaminan Kontra Bank Garansi (KBG) dan Surety Bond. (*) Steven Widjaja