Jadi Anggota New Development Bank, Indonesia Tanam Modal 1 Miliar Dolar AS

Jadi Anggota New Development Bank, Indonesia Tanam Modal 1 Miliar Dolar AS

Poin Penting

  • Indonesia menyuntikkan investasi awal USD1 miliar ke New Development Bank (NDB) setelah resmi bergabung sebagai anggota, menegaskan peran aktif di BRICS dan Global South.
  • Keanggotaan di NDB membuka akses pasar dan kolaborasi ekonomi baru dengan negara berkembang yang menjadi kekuatan utama ekonomi dunia.
  • Diplomasi ekonomi Indonesia tetap seimbang, dengan persiapan aksesi CPTPP pada 2026 dan target menjadi anggota OECD pada 2027.

Jakarta – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya memperkuat peran di panggung ekonomi global dengan menyepakati penyuntikan dana investasi awal sebesar 1 miliar dolar AS (Rp16,65 triliun, kurs = Rp16.655 per dolar AS) ke New Development Bank (NDB), menyusul status Indonesia sebagai anggota baru lembaga keuangan multilateral tersebut.

NDB merupakan bank pembangunan yang dibentuk oleh negara-negara BRICS, yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, dengan fokus pembiayaan pembangunan berkelanjutan di negara berkembang.

“New Development Bank dan pemerintah sudah sepakat untuk memberikan dana 1 miliar (dolar AS) untuk investasi (di) New Development Bank. Jadi, kita (Indonesia) menjadi anggota dan langsung berpartisipasi aktif dalam persiapan New Development Bank,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip dari ANTARA, Selasa, 2 Desember 2025.

Baca juga: Indonesia Aktif di BRICS, Siap Manfaatkan New Development Bank

Ia melanjutkan, investasi tersebut mencerminkan upaya Indonesia dalam mempererat kerja sama ekonomi negara-negara selatan (Global South) melalui BRICS, sekaligus melanjutkan semangat solidaritas yang pernah digaungkan melalui Konferensi Asia-Afrika.

Menurut Airlangga, keanggotaan Indonesia di NDB diharapkan membuka akses ke pasar baru dan memperkuat kolaborasi ekonomi dengan negara berkembang yang kini menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia.

Tetap Seimbang, Arahkan Diplomasi ke Barat dan Pasifik

Di sisi lain, pemerintah menegaskan bahwa penguatan kerja sama dengan BRICS tidak mengurangi komitmen Indonesia untuk tetap menjaga keseimbangan diplomasi ekonomi dengan negara-negara Barat dan kawasan Pasifik.

Baca juga: Mengenal NDB Bentukan BRICS, Bank Tandingan IMF dan World Bank

Airlangga menyampaikan Indonesia tengah bersiap memulai proses aksesi Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) pada 2026.

“Kemarin dalam rapat sudah disetujui (aksesi Indonesia pada tahun depan), karena Uruguay sudah duluan membentuk tim (jadi mereka aksesi duluan). Berikutnya adalah Indonesia, Meksiko, dan Peru yang akan masuk sebagai anggota CPTPP,” katanya.

Target Resmi Jadi Anggota OECD pada 2027

Selain CPTPP, proses aksesi Indonesia ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) juga menunjukkan kemajuan signifikan.

Baca juga: Dari OECD-Energi Nuklir, Ini Hasil Pertemuan Menko Airlangga dan Kuasa Usaha AS

Ia mengatakan, dukungan negara anggota OECD semakin menguat seiring rampungnya perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) pada September 2025

“Dari 37 negara anggota OECD, sekitar 34 negara sudah secara terbuka mendukung Indonesia. Targetnya, tahun 2027 kita resmi menjadi anggota OECD,” pungkas Airlangga. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62