Keuangan

Iuran BPJS Kesehatan Tembus Rp165,3 Triliun pada 2024, Naik 8,9 Persen

Jakarta – Pendapatan iuran BPJS Kesehatan terus mencetak pertumbuhan positif. Sepanjang 2024, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berhasil mengumpulkan iuran sebesar Rp165,3 triliun, naik 8,9 persen year-on-year (YoY) dari Rp151,7 triliun pada 2023.

Namun, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengungkapkan bahwa angka tersebut baru menyentuh sepertiga dari total pembiayaan kesehatan nasional.

“Ini kita lihat iuran yang kita kumpulin. Itu naik terus. Besar sekali. Meskipun untuk pembiayaan kesehatan seluruh Indonesia itu masih kira-kira sepertiga,” ungkapnya dalam acara Public Expose BPJS Kesehatan di Jakarta, Senin, 14 Juli 2025.

Baca juga: Bos BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Aturan Batas Rawat Inap 3 Hari

Ghufron menyebutkan bahwa total belanja kesehatan nasional mencapai sekitar Rp614 triliun per tahun, sementara pengeluaran BPJS Kesehatan pada 2025 diperkirakan hanya mencapai Rp185 triliun.

“Jadi keseluruhan Indonesia itu setiap tahun keluar untuk kesehatan Rp614 triliun, yang dikelola BPJS, spending-nya kira-kira Rp185 triliun,” jelasnya.

Jumlah Pembayar Iuran Naik

Meski kontribusi terhadap total pembiayaan kesehatan nasional belum dominan, kolektabilitas iuran peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menunjukkan tren positif.

Jumlah peserta yang membayar iuran meningkat menjadi 99,17 juta jiwa pada 2024, naik dari 98,62 juta pada tahun sebelumnya. Ghufron menyebut peningkatan ini berkat perluasan akses kanal pembayaran iuran.

“2024 memang berhasil iuran dikumpulkan, sehingga kolektabilitas iuran tadi meningkat tajam dengan berbagai macam channel pembayaran,” katanya.

Baca juga: Kolaborasi BPJS Kesehatan-Kemenkum Dorong Kepesertaan JKN 100 Persen

Dari sisi kesehatan keuangan, aset bersih Dana Jaminan Sosial (DJS) per akhir 2024 tercatat Rp49,52 triliun, turun dari Rp56,67 triliun pada tahun sebelumnya.

Meski menurun, kondisi ini dinilai masih aman karena dana tersebut mencukupi kebutuhan pembayaran klaim untuk 3,40 bulan ke depan, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan pemerintah.

“Sehat tidaknya itu apa? Ada PP 53 Tahun 2018. Itu disebutkan di situ, kalau aset neto dari BPJS itu sebesar 1,5 bulan, maksimum 6 bulan. Kebanyakan duit juga tidak boleh, karena ini uangnya masyarakat,” jelas Ghufron.

Investasi Lampaui Target

Lebih lanjut, hasil investasi BPJS Kesehatan pada 2025 tercatat sebesar Rp5,39 triliun, melebihi target Rp4,46 triliun, meskipun masih lebih rendah dibanding hasil investasi 2023 yang mencapai Rp5,7 triliun.

“Penurunan ini bukan karena kinerja yang menurun, tetapi karena nilai dana yang diinvestasikan juga berkurang,” imbuhnya. (*) Alfi Salima Puteri

Yulian Saputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

2 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

2 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

3 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

4 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

5 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

5 hours ago