Paparan publik (public expose) BPJS Kesehatan di Jakarta, Senin, 14 Juli 2025. (Foto: Alfi Salima Puteri)
Jakarta – Pendapatan iuran BPJS Kesehatan terus mencetak pertumbuhan positif. Sepanjang 2024, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berhasil mengumpulkan iuran sebesar Rp165,3 triliun, naik 8,9 persen year-on-year (YoY) dari Rp151,7 triliun pada 2023.
Namun, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengungkapkan bahwa angka tersebut baru menyentuh sepertiga dari total pembiayaan kesehatan nasional.
“Ini kita lihat iuran yang kita kumpulin. Itu naik terus. Besar sekali. Meskipun untuk pembiayaan kesehatan seluruh Indonesia itu masih kira-kira sepertiga,” ungkapnya dalam acara Public Expose BPJS Kesehatan di Jakarta, Senin, 14 Juli 2025.
Baca juga: Bos BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Aturan Batas Rawat Inap 3 Hari
Ghufron menyebutkan bahwa total belanja kesehatan nasional mencapai sekitar Rp614 triliun per tahun, sementara pengeluaran BPJS Kesehatan pada 2025 diperkirakan hanya mencapai Rp185 triliun.
“Jadi keseluruhan Indonesia itu setiap tahun keluar untuk kesehatan Rp614 triliun, yang dikelola BPJS, spending-nya kira-kira Rp185 triliun,” jelasnya.
Meski kontribusi terhadap total pembiayaan kesehatan nasional belum dominan, kolektabilitas iuran peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menunjukkan tren positif.
Jumlah peserta yang membayar iuran meningkat menjadi 99,17 juta jiwa pada 2024, naik dari 98,62 juta pada tahun sebelumnya. Ghufron menyebut peningkatan ini berkat perluasan akses kanal pembayaran iuran.
“2024 memang berhasil iuran dikumpulkan, sehingga kolektabilitas iuran tadi meningkat tajam dengan berbagai macam channel pembayaran,” katanya.
Baca juga: Kolaborasi BPJS Kesehatan-Kemenkum Dorong Kepesertaan JKN 100 Persen
Dari sisi kesehatan keuangan, aset bersih Dana Jaminan Sosial (DJS) per akhir 2024 tercatat Rp49,52 triliun, turun dari Rp56,67 triliun pada tahun sebelumnya.
Meski menurun, kondisi ini dinilai masih aman karena dana tersebut mencukupi kebutuhan pembayaran klaim untuk 3,40 bulan ke depan, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan pemerintah.
“Sehat tidaknya itu apa? Ada PP 53 Tahun 2018. Itu disebutkan di situ, kalau aset neto dari BPJS itu sebesar 1,5 bulan, maksimum 6 bulan. Kebanyakan duit juga tidak boleh, karena ini uangnya masyarakat,” jelas Ghufron.
Lebih lanjut, hasil investasi BPJS Kesehatan pada 2025 tercatat sebesar Rp5,39 triliun, melebihi target Rp4,46 triliun, meskipun masih lebih rendah dibanding hasil investasi 2023 yang mencapai Rp5,7 triliun.
“Penurunan ini bukan karena kinerja yang menurun, tetapi karena nilai dana yang diinvestasikan juga berkurang,” imbuhnya. (*) Alfi Salima Puteri
Poin Penting Danantara Indonesia dan BP BUMN mengerahkan 1.066 relawan serta 109 armada truk melalui… Read More
Poin Penting Komdigi ajukan delisting delapan aplikasi yang diduga menyalahgunakan data nasabah pembiayaan kendaraan bermotor… Read More
Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More
Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More
Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More
Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More