Jakarta–Institute for Development of Economic and Finance (Indef) menilai, untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang saat ini berada pada level 4,75 persen, Bank Indonesia (BI) akan terlebih dahulu melihat kondisi global terutama terkait dengan rencana The Fed yang akan kembali menaikkan suku bunganya sebanyak dua kali.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh pengamat ekonomi dari Indef, Aviliani di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, 4 April 2017. Menurutnya, isu global di Amerika Serikat (AS) menjadi syarat penting untuk menimbang apakah suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate akan turun atau tidak di tahun ini.
“Kalau dari domestik sebenarnya isunya bisa dilakukan. Tapi kan ini isunya bukan hanya ekonomi domestik saja, tapi isu global juga. Dimana The Fed cenderung akan mulai menaikkan suku bunganya lagi. Apalagi kalau AS ada isu dia akan melaksanakan tax amnesty, itu juga nggak mudah buat kita,” ujarnya. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More