Jakarta–Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan, guna dorong pihak bank untuk ikut serta menyukseskan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pihaknya sedang mengkaji pengenaan biaya untuk fasilitas isi ulang (top up) uang elektronik (e-Money).
“Guna dorong perbankan untuk aktif sosialisasi dan bangun infrastrukturnya, kelak kita izinkan mengambil fee-nya sebesar 0,3 persen,” ungkap Agus di Kompleks Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu, 31 Mei 2017.
Agus menambahkan, penerapan fee dalam top up uang elektronik ini akan dilangsungkan bila keselurunan sistem pembayaran nontunai sudah rampung.
Ia juga menenilai budaya less cash di masyarakat saat ini masih sangat minim. Hal itu terlihat saat pembayaran di gerbang tol, di mana untuk gerbang tol tunai penuh mengantri sedangkan gerbang tol nontunai selalu kosong.
“Budaya cashless di masyarakat ini yang harus diubah. Saat ini, perkembangan pembayaran nontunai di gerbang tol di Indonesia masih sangat rendah, yakni hanya mencapai sebesar 23 persen,” tambah Agus
Agus juga berharap penggalakman transaksi melalui uang elektronik ini dapat meningkatkan efisiensi kegiatan perekonomian masyarakat dan tidak membuang waktu terlalu lama.
“Kalau kita sudah punya jalan tol, efisiensi perekonomian belum maksimal jika bayarnya masih tunai. Karena semua terpaksa harus antre ketika masuk ke pintu tol. Jadi banyak sekali waktu yang terbuang juga,” tutup Agus. (*)
Editor: Paulus Yoga