Moneter dan Fiskal

Iran-Israel Memanas, Begini Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia

Jakarta – Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel dinilai berpotensi memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian domestik, khususnya terhadap lonjakan harga minyak bumi yang bisa menimbulkan inflasi.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, meningkatnya tensi antara Iran dan Israel akan berdampak terhadap harga komoditas global. Sehingga, eskalasi ketegangan antara kedua negara tersebut dapat menyebabkan lonjakan harga minyak global akibat kekhawatiran gangguan pasokan.

“Seperti yang tercermin dari analisis historis yang menyebutkan bahwa konflik serius di Timur Tengah, terutama antara Israel dan Iran, bisa membawa harga minyak menyentuh level tinggi,” jelas Josua kepada Infobanknews, Senin, 16 Juni 2025.

Baca juga: Ketegangan Iran-Israel Dorong Harga Minyak Dunia Menguat

Bagi Indonesia, kata Josua, kenaikan harga minyak global memiliki dampak langsung pada perekonomian domestik, sebab posisi Indonesia merupakan net importer minyak mentah. Menurutnya, lonjakan harga minyak akan menambah beban subsidi energi, meningkatkan tekanan terhadap defisit fiskal, serta berisiko menambah inflasi melalui kenaikan harga bahan bakar dan biaya produksi industri.

Lebih lanjut, kenaikan inflasi yang disebabkan kenaikan harga itu, dapat menekan daya beli masyarakat dan berimplikasi pada perlambatan konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi domestik.

Sementara dampaknya di pasar keuangan, yakni dengan meningkatnya ketidakpastian geopolitik, maka menyebabkan aliran modal keluar dari pasar saham dan obligasi domestik, serta memicu volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Investor cenderung akan beralih ke aset-aset safe haven, seperti emas atau obligasi pemerintah negara maju, sehingga menimbulkan tekanan depresiasi pada rupiah dan volatilitas pada pasar modal domestik.

“Pasar saham berpotensi mengalami koreksi sementara akibat sentimen negatif investor yang cenderung menghindari risiko (risk-off sentiment),” tandasnya.

Baca juga: Proyeksi Ekonomi 2025 Turun, Ekonom Minta Pemerintah Perjelas Arah Investasi

Josua menilai, sebagai antisipasi dampak tersebut, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu mengambil langkah-langkah strategis guna menjaga stabilitas ekonomi domestik. Pertama, memperkuat kebijakan fiskal dengan memastikan alokasi subsidi energi dilakukan secara lebih tepat sasaran dan efisien.

Kedua, BI perlu terus memonitor dan melakukan intervensi terukur di pasar valuta asing guna menjaga stabilitas rupiah. Ketiga, memperkuat komunikasi dengan pelaku pasar terkait langkah-langkah kebijakan ekonomi guna mengurangi kecemasan dan meningkatkan keyakinan investor.

“Terakhir, penting bagi pemerintah untuk mempercepat diversifikasi sumber energi dan meningkatkan efisiensi energi domestik sebagai upaya jangka panjang guna mengurangi kerentanan terhadap gejolak harga minyak global di masa depan,” ungkapnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

28 mins ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

1 hour ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

2 hours ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

3 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

4 hours ago