Jakarta – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengungkapkan ada dua sentimen global yang akan memengaruhi pergerakan pasar saham pekan ini.
Head of Research and Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto menyebut, salah satu sentimen itu adalah data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) pada periode Juni yang menunjukkan hasil yang lebih kuat dari perkiraan. Tercatat, Non-Farm Payrolls meningkat sebanyak 147 ribu di atas konsensus 110 ribu dan tingkat pengangguran turun menjadi 4,1 persen.
“Kejutan positif dalam penciptaan lapangan kerja dan penurunan pengangguran ini mendorong kenaikan imbal hasil obligasi treasury, karena para investor kini memperkirakan laju pelonggaran moneter oleh Federal Reserve akan menjadi kurang agresif,” ucap Rully dalam risetnya di Jakarta, 7 Juli 2025.
Baca juga: Begini Gerak Saham Indeks INFOBANK15 di Tengah Pelemahan IHSG
Berdasarkan hal tersebut, kata Rully, probabilitas pemangkasan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan Juli turun menjadi hanya 5 persen. Sementara kemungkinan pemangkasan suku bunga pada September juga menurun tajam menjadi 67,4 persen dari 94,6 persen di akhir Juni.
Lalu, imbal hasil obligasi treasury AS tenor 10 tahun juga naik 5 basis poin menjadi 4,35 persen, mencerminkan penilaian ulang pasar terhadap arah kebijakan The Fed di tengah data ekonomi yang tetap solid.
Di saat yang sama, Presiden AS Donald Trump meningkatkan ketegangan perdagangan dengan mengumumkan rencana untuk mengirim pemberitahuan tarif resmi kepada mitra dagang utama AS, mengancam akan memberlakukan tarif hingga 70 persen pada sejumlah impor mulai 1 Agustus 2025.
Negara-negara mitra dagang memiliki waktu hingga 9 Juli untuk merundingkan kesepakatan dengan AS guna menghindari tarif tinggi ini.
Namun, sejauh ini baru tercapai beberapa kesepakatan parsial dengan Inggris, Vietnam, dan gencatan senjata dengan Tiongkok.
Adapun negara-negara yang menjadi target termasuk Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, Indonesia, dan Swiss, meskipun Gedung Putih belum merinci produk atau sektor mana yang akan paling terdampak.
Baca juga: Jelang Merger, Adira Finance dan Mandala Finance Umumkan Rencana Buyback Saham
Perkembangan itu menambah ketidakpastian dalam prospek ekonomi global, karena pasar mempertimbangkan dampak dari potensi sikap The Fed yang kurang akomodatif serta risiko meningkatnya hambatan perdagangan.
Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu 30 Juni-4 Juli 2025 mengalami penurunan sebesar 0,47 persen dan berakhir ditutup pada level 6.865,19 dari 6.897,40 pada pekan lalu.
Penurunan tersebut juga mendorong kapitalisasi pasar BEI mengalami terkoreksi 0,23 persen menjadi Rp12.070 triliun dari Rp12.098 triliun pada sepekan sebelumnya. (*)
Editor: Galih Pratama









