Australia–Investor Jepang tengah memburu yield di Australia. Hal ini dilakukan sejalan dengan suku bunga Australia yang berubah negatif dan melonjaknya yen, yang memberi peluang dan meningkatkan buying power yang kuat kepada investor.
Dalam enam bulan terakhir, dolar Australia mengalami penurunan sekitar 10% terhadap mata uang Jepang, atau merosot di posisi terendah sejak Juni 2012. Ini mejadi insentif tambahan untuk membeli obligasi negara ini (Australia), dimana dalam 10 tahun, yield obligasi bisa mencapai sekitar 2,53% dibandingkan dengan hasil yield di Jepang yang jatuh ke posisi terendah sebesar minus 0,035%.
“Banyak investor Jepang yang memburu obligasi pemerintah Australia” terang Toshifumi Sugimoto, Chief Investment Officer Capital Asset Management Tokyo.
Rata-rata suku bunga (Australia), tambahnya , membuat investasi menjadi sangat atraktif.
Michael Heath, Analisis Blomberg menyebut, peningkatan pembelian oleh investor Jepang akan membatu mengimbangi penurunan kepemilikan utang luar negeri Australia yang menurun sekitar 64% sejak 2009 silam. “Pemerintah justru mungkin menghargai permintaan tersebut karena pemerintah juga tengah berupaya untu menjaga biata pinjaman ” ujar dia.
Seperti diketahui, pada 2 Februari lalu, Reserve Bank of Australia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level 2%. Hal itu dilakukan, karena menurut data, perekonomian Austalia tengah berada pada keseimbangan, kearah positif, dan memiliki prospek pertumbuhan yang positif dengan peningkatan secara bertahap.
Glenn Steven, Gubernur Reserve Bank of Australia mengatakan, pendukung pertumbuhan berasal dari sektor jasa, terutama jasa rumah tangga yang tumbuh menguat. Dewan Gubenur juga menilai, prospek bahwa inflasi pada tren yang rendah dapat memberikan ruang dan memudahkan otoritas dalam mengambil kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan. (*)