Investor Inggris Simak Peluang Investasi di Indonesia

Investor Inggris Simak Peluang Investasi di Indonesia

London — Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, berbicara dalam Indonesia Executive Forum 2019 di London, Inggris Raya untuk memberikan update terkini tentang perekonomian Indonesia, sekaligus untuk mengundang investor Inggris untuk menggenjot investasinya di pasar keuangan Indonesia yang sedang tumbuh pesat.

Forum yang dihadiri oleh puluhan investor dan direktur kawakan Inggris ini di selenggarakan oleh Young Indonesian Professionals’ Association (YIPA) Inggris Raya yang berkerja sama dengan Bank Indonesia London, Institute of Directors (IoD) London, Accenture dan Prudential.

Wimboh Santoso menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia yang tumbuh di angka 5,17% YoY di 2018, paling tinggi ke-3 di antara negara-negara G20 setelah India dan Tiongkok, membuktikan sekali lagi bahwa Indonesia memilki fundamental ekonomi makro yang solid. Indonesia pun mampu keluar dari tekanan dinamika global dari normalisasi suku bunga dan tensi perang dagang AS Tiongkok.

Sejak awal tahun 2019, nilai tukar IDR mulai stabil dan kinerja IHSG terus meningkat bersamaan dengan masuknya modal asing seiring positifnya persepsi investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia. Tingkat inflasi Indonesia juga stabil dan cukup rendah dimana inflasi di bulan Maret 2019 berada di level 2,48%.

Sejalan dengan indikator makro ekonomi Indonesia yang solid, Wimboh Santoso juga meyakinkan stabilitas dan kinerja sektor jasa keuangan juga terjaga dengan baik dengan didukung tingkat permodalan dan likuiditas yang memadai.

Intermediasi perbankan tumbuh mencapai 12,13% YoY di bulan Februari 2019 ini dengan tingkat NPL yang rendah di 2,59%. Intermediasi yang tumbuh positif ini didukung tingkat permodalan yang tinggi dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) di angka 23,86%. Pertumbuhan kredit perbankan ini diproyeksikan akan tumbuh 13 + 1% di tahun 2019.

“Kita akan melihat peningkatan kinerja pasar modal Indonesia dengan target jumlah new issuers antara 75-100 entitas dengan potensi penawaran umum dikisaran IDR 200-250 triliun dan yang terakhir, peningkatan aset asuransi juga diperkirakan akan tumbuh positif,” tutur Wimboh dalam keterangannya yang diterima redaksi, Kamis (18/4).

Selain itu, Wimboh Santoso juga menyampaikan pesatnya perkembangan teknologi keuangan (fintech) di Indonesia yang mempunyai daya tarik tersendiri bagi investor global. Baik melalui digitalisasi produk dan layanan keuangan yang ditawarkan lembaga jasa keuangan yang memberikan nilai tambah dari sisi efisiensi, kemudahan dan jangkauan nasabah yang lebih luas, juga melalui berkembangnya startup berbasis teknologi yang begitu cepat. Indonesia saat ini sudah memiliki paling tidak satu decacorn dan 3 unicorn startup fintech yang menarik banyak investor global.

Dengan potensi ekonomi dan pasar keuangan Indonesia yang begitu besar, OJK mengundang investor asing untuk berperan aktif dalam beberapa inisiatif OJK untuk membangun pasar modal Indonesia, di antaranya pendalaman pasar modal diantaranya melalui mendorong penerbitan instrumen pasar modal yang memperhatikan aspek lingkungan dan sosial seperti Green Bonds / Green Sukuk dengan total issuance hampir mencapai USD 4 miliar; menfasilitasi pembiayaan 31 proyek pembangunan infrastruktur dengan pembiayaan skema Blended Finance dengan total nilai hampir USD2,5 miliar; dan merealisasikan potensi penerbitan Muncipal Bonds dengan nilai mencapai USD8,7 miliar di sekitar 10 provinsi di Indonesia.

”Para direktur dan pengusaha di London dan distrik City of London terbangun akan peluang investasi di Indonesia yang begitu luar biasa. London is open for business dan kami memiliki tekat untuk terus membangun hubungan baik dengan Indonesia yang perekonomiannya terbesar di Kawasan ASEAN,” tukas Chairman Institute of Directors, David Stringer-Lamarre.

Kota London adalah jantung industri pasar keuangan dan komersial di Inggris.

Di dalam forum ini, Direktur Eksekutif Jardine Matheson Holdings, Lord James Sassoon dan Direktur Prudential Group untuk Regulatory and Government Relations, Julian Adams bergabung sebagai panelists. Lord Sassoon yang pernah menjabat sebagai Treasury Minister di Inggris sejak 2010-2013 kagum atas prestasi Indonesia yang mampu melakukan diversifikasi dalam financial market development.

Jardine melalui subsidiari di Indonesia, Astra International dan berbagai anak bisnis di industri perbankan, asuransi dan leasing bertumbuh cukup baik dikarenakan demografi yang sehat dan regulasi yang kondusif. Lord Sassoon kemudian mengingatkan, bahwa Indonesia pun dapat menarik modal yang cukup besar untuk membantu pembanguan infrastruktur di Indonesia dari global IDR-denominasi Komodo Bonds dengan listing di London Stock Exchange. Beberapa BUMN dicatat telah memanfaatkan instrumen Komodo Bonds yaitu PT Jasa Marga dan PT Wijaya Karya.

Sedangkan Julian Adams mempaparkan pentingnya peran Asuransi untuk memobilisasi investasi jangka panjang dan turut berkontribusi dalam pertumbuhan sektor keuangan di Indonesia.

Dalam kunjungan kali ini, YIPA Inggris Raya kembali ditunjuk oleh OJK sebagai partner dalam memfasilitasi antusiasme tinggi dari para investor dan pemain industri keuangan di Inggris. Seperti kegiatan UK-Indonesia Economic Forum bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Deputi Gubernur Senior Mirza Adtyaswara tahun lalu, YIPA bekerja sama dengan KBRI London dan Bank Indonesia London untuk menyukseskan diplomasi ekonomi untuk tanah air.

“Kami menyambut dengan hangat peran proaktif OJK untuk menjangkau para investor dan direktur pasar keuangan dan meningkatkan eksposur peluang investasi Indonesia di Inggris Raya,” ujar Steven Marcelino, Direktur Eksekutif YIPA Inggris Raya.

Adapun, forum yang berlangsung di markas besar Accenture UK ini juga dihadiri oleh Chief Executive Bank Mandiri Europe Ltd, Nyoman Suarja, dan General Manager Bank Negara Indonesia London Branch, Ujuan Marihot sebagai representasi dari Bank BUMN yang turut mendukung misi YIPA untuk meningkatkan jaringan bisnis dan investasi antara Indonesia dan Inggris Raya. Acara ini ditutup oleh Direktur Bank Indonesia London, Donny Hutabarat dengan optimisme tinggi dalam rangkaian kegiatan diplomasi ekonomi dengan kolaborasi para partner di Inggris Raya. (*)

Related Posts

News Update

Top News