Jakarta – Langkah Telkomsel untuk berinvestasi ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dianggap sebagai aksi korporasi yang menguntungkan dan sudah diperhitungkan dengan matang dari aspek bisnis. Sebagai perusahaan pelat merah, Telkom lewat anak perusahaannya tersebut, dinilai sudah tepat dan harus memanfaatkan peluang dari pertumbuhan ekonomi digital.
Penasihat Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Edwin Sebayang menuturkan, saat ini Telkom sebagai emiten memang harus terus berekspansi dalam menciptakan sumber pendapatan baru, dan tak lagi hanya mengandalkan pendapatan ‘voice’. Telkom harus bisa memanfaatkan big data yang dimiliki, agar bisnis tak stagnan dan menciptakan persepsi negatif ke investor.
“Jadi saya menilai, apa yang dilakukan Telkom dengan berinvestasi di GoTo lewat Telkomsel sudah tepat. Ini pure aksi korporasi yang ujungnya akan mendongkrak pendapatan Telkom. Mereka memang butuh ekspansi,” ujar Edwin yang juga sebagai Pengamat Pasar Modal dari MNC Asset Management, dikutip 7 Juli 2022.
Dengan big data yang dimiliki Telkomsel dan ekosistem digital yang dimiliki GoTo, ia pun meyakini hasil positif akan didapat Telkom dalam beberapa waktu ke depan. “Alibaba, Amazon sudah menikmati hal seperti ini. Ini bisnis model baru yang punya potensi keuntungan besar. Saya melihat bisnis GoTo juga sudah matang, bukan startup yang baru mulai,” tuturnya.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Satrio Utomo berpendapat, perekonomian Indonesia ke depan memang akan banyak dikuasai oleh bisnis digital. GoTo sendiri diakuinya sudah sangat besar. Dalam dua tahun belakangan saja, kontribusi GoTo memang mencapai sekitar 2% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Hanya saja, terlepas dari aspek bisnis dan potensinya, untuk menghindari polemik berkepanjangan, dia menyarankan perlunya peran OJK untuk mengurai hal ini. “OJK itu wasit industri keuangan. Untuk membuktikan apakah ada ‘sesuatu’ di aksi korporasi terkait dengan emiten di pasar modal, ada baiknya OJK memeriksa. Saham yang diperdagangkan juga harus dijalankan dengan baik dan perlu diketahui investor,” tuturnya.
Dalam jangka pendek saja, atau 12 bulan ke depan, Edwin memprediksi saham GoTo punya potensi menuju ke level Rp500 per saham. Artinya, jika Telkomsel membeli saham GoTo di harga Rp270 sebanyak 23,7 miliar saham, ada sekitar 80% keuntungan dari harga saham yang dibelinya. Tapi, ia mengingatkan, investasi yang dilakukan Telkomsel sejatinya juga untuk jangka panjang, bukan sekadar mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga saham atau dividen semata.
“Saya yakin, banyak potensi bisnis yang bisa digarap GoTo, tak hanya sekadar bisnis pengantaran misalnya,” kata Edwin.
Menurutnya, kecurigaan sebagian pihak terkait dengan aksi korporasi ini karena ketidaktahuan dari pihak yang menuduhkan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan hitung-hitungan dari aspek bisnis yang memang jelas menguntungkan.
Manajemen Telkom sendiri menuturkan, tujuan Telkomsel berinvestasi di GoTo, semata demi melakukan sinergi bisnis yang memiliki nilai tambah. Dari hasil investasi di GoTo, pada 2021 Telkomsel telah menikmati nilai sinergi di atas Rp450 miliar, lalu Rp150 miliar pada kuartal I-2022.
Keuntungan tersebut bisa dilihat dari peningkatan jumlah pengguna Gojek yang menggunakan Telkomsel secara year-on-year. Termasuk peningkatan penetrasi jumlah penggunaan paket swadaya Telkomsel oleh pengemudi Gojek.
Lalu, pengemudi Gojek sebagai pengecer (reseller) juga tumbuh secara tahunan, seiring dengan pertumbuhan transaksi pembelian paket di GoPulsa dan paket data di aplikasi MyTelkomsel menggunakan GoPay.
Baca juga : Analis Soroti Pergerakan Saham GoTo
Sementara, merchant GoFood juga bisa menggunakan paket data Telkomsel. Jika Telkomsel bersinergi dengan GoTo maka ada potensi revenue dari pembelian paket data oleh mitra Gojek, yang jumlahnya bisa mencapai Rp125 miliar/bulan atau Rp1,5 triliun/tahun. Di luar itu, manfaat lain dari sinergi Telkomsel dan GoTo adalah terbentuknya ekosistem digital nasional.
Sementara itu, Intan Fauzi, Anggota Komisi VI DPR RI yang juga Anggota Panitia Kerja (Panja) Investasi Telkomsel ke GoTo menegaskan, tujuan telkomsel berinvestasi ke GoTo juga tak terlepas dari kepemilikan lokal di Gojek dan Tokopedia. BUMN Indonesia di bidang telekomunikasi, kata dia, sudah selayaknya harus terjun ke dunia digital dengan serius.
“Artinya dari sisi itu kita membantu pertumbuhan para staff local dan sebagainya. Kemudian ini terkait tujuan jangka panjang. Jangan sampai nanti justru kita tertinggal dengan potensi digital yang di depan mata, lalu akhirnya malah dibanjiri dengan perusahaan-perusahaan asing,” bebernya. (*)