Jakarta – BRI Finance mencatatkan kinerja positif sepanjang 2023 dengan meraih laba bersih sebesar Rp101,89 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 21,53 persen atau senilai Rp18,05 miliar dibandingkan 2022 yang sebesar Rp83,84 miliar.
Pertumbuhan ini jauh di atas rata-rata industri perusahaan pembiayaan yang hanya mencapai 12,98 persen pada tahun yang sama.
Meskipun menghadapi tantangan ekonomi yang semakin sulit dengan naiknya suku bunga dan melemahnya nilai tukar, BRI Finance tetap optimis dan percaya diri untuk terus tumbuh di tahun ini.
Menurut Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, kinerja yang cemerlang di 2023 tidak lepas dari kontribusi induk atau pemegang saham utama, yaitu BRI. Dukungan dalam bentuk pendanaan dari BRI serta optimalisasi basis pelanggan yang sangat besar menjadi faktor utama kesuksesan ini.
Baca juga: Seberapa Penting Perencanaan Keuangan saat Volatile Market? Bos BRI Finance Bilang Begini
“BRI memiliki customer base yang sangat besar, dan ini kami optimalkan untuk digarap. Customer base BRI ada lebih dari 130 jutaan. Kita bisa layani kebutuhan konsumernya untuk kebutuhan mobil baru, mobil bekas, atau gadai BPKB,” jelasnya kepada Infobank, beberapa waktu lalu.
Selain itu, transformasi digital menjadi fokus utama dalam meningkatkan efisiensi operasional. Aplikasi myBRIf diperkenalkan sebagai langkah inovatif untuk mempermudah proses pembiayaan bagi pelanggan.
Meski demikian, BRI Finance turut menghadapi tantangan besar di tahun ini, termasuk ketidakstabilan geopolitik global yang mengganggu rantai pasokan dan menyebabkan kenaikan harga komoditas.
Kemudian, depresiasi nilai tukar juga berdampak pada daya beli masyarakat, yang terlihat dari penurunan drastis penjualan kendaraan roda dua dan empat pada kuartal I-2024. Selain itu, inflasi yang tinggi mendorong kenaikan suku bunga, sehingga meningkatkan biaya pendanaan perusahaan.
Untuk mengantisipasi peningkatan biaya pendanaan akibat kenaikan suku bunga, BRI Finance akan memperkuat sinergi dengan BRI melalui joint financing.
“Sehingga suku bunga yang kita tawarkan kepada debitur dapat tetap kompetitif di tengah kenaikan suku bunga acuan,” tambah Wahyudi.
BRI Finance menetapkan target utama di 2024 untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan yang diukur dari ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity), serta meningkatkan efisiensi yang diukur dari rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional).
Baca juga: OJK Catat Piutang Pembiayaan Tumbuh 10,82 Persen Jadi Rp486,35 Triliun
Wahyudi menyebut, strategi yang diterapkan untuk mencapai target tersebut meliputi penyaluran pembiayaan secara selektif dengan prinsip kehati-hatian, sinergi pemasaran dengan BRI Group, dan fokus pada pertumbuhan bisnis segmen high yield seperti mobil bekas, fasilitas dana tunai, dan kendaraan roda dua.
“Selain itu, perusahaan akan melakukan penguatan manajemen AR/Collection yang berfokus pada kualitas pembiayaan, serta efisiensi biaya untuk mendukung pertumbuhan laba perusahaan,” pungkasnya (*) Alfi Salima Puteri