Jakarta – PT Inti Corpora Teknologi membeberkan sejumlah tantangan proses transformasi industri perbankan Indonesia di era digitalisasi yang semakin kompleks dalam mengimplementasikan sistem global.
EVP Banking Solution PT Inti Corpora Teknologi, Lelia R Radjino, menyebut salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana melayani nasabah pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dari sisi kinerja keuangan masih belum semaju segmen korporasi.
“Juga kesulitan dalam melakukan risk assessment, kemudian juga proses yang inefficient baik dari sisi internal proses maupun di dalam proses di bidang kita sendiri,” kata Lelia dalam Infobank Banking Connect dalam acara Infobank Banking Connect yang digelar Infobank Digital bersama dengan FIS System dan Inti Corpora Teknologi di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.
Baca juga: Survei FIS: Hanya 10 Persen Bank di ASEAN yang Aktif Implementasikan AI
Tidak hanya itu, kata Lelia, terkait dengan pengajuan proses kredit ke perbankan. Menurutnya, masih banyak menggunakan paper books yang dilakukan secara manual hingga saat ini. Pun demikian dari sisi lack of transparency dalam proses penyaluran kredit.
“Sampai mana kira-kira proses aplikasi kredit ini sudah diproses oleh bank dan kapan kira-kira jawaban positif bisa dapatkan,” jelasnya.
“Hal-hal seperti itu sekarang menjadi tantangan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk berhenti maju sampai ke AI yang dihadapi oleh perbankan lokal,” tambahnya.
Tantangan selanjutnya yang dihadapi oleh perbankan lokal adalah banyaknya pilihan sistem global yang ditawarkan. Seringkali sistem global yang ditawarkan membutuhkan cukup waktu untuk diimplementasikan di Indonesia.
“Di situlah sebenarnya lokal partner menjadi dibutuhkan yang mengerti benar-benar bisnis secara lokal di Indonesia. Karena tantangannya adalah bagaimana bisa memanfaatkan secara full global solution itu untuk kebutuhan lokal,” ujar Lelia.
Baca juga: Muliaman Hadad: AI Sebagai Alat Bantu, Bukan Pengganti Manusia
Tantangan lain yang Lelia soroti adalah integrasi core banking. Menurutnya, saat ini tidak semua core banking memiliki tingkat kemampuan yang sama untuk mengimplementasikan teknologi.
“Ada yang sudah menyediakan API, ada yang harus melakukan kita harus menggunakan plug-in adapter untuk koneksi ke core banking. Kemudian juga untuk end-to-end proses improvement,” tambahnya. (*)
Editor: Galih Pratama









