Jakarta – Direksi baru PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyiapkan beberapa inisiatif guna mengembangkan pasar modal Indonesia.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menuturkan jika dirinya bersama dengan rekan direksi lain bakal fokus terhadap 12 inisiatif yang telah disiapkan.
“Ada banyak inisiatif yang kami siapkan, tapi 12 ini kami kerucutkan yang benar-benar kami konsentrasikan betul-betul,” katanya di Jakarta, Kamis, 19 Juli 2018.
Salah satuny, BEI pun baru saja meluncurkan perubahan siklus penyelesaian (settlement) transaksi bursa dari T+3 menjadi T+2 yang akan mulai berlaku pada 26 November 2018 mendatang.
Masa penerapan settlement T+3 pun akan berakhir pada 23 November 2018. Sedangkan hari penyelesaian pertama T+2 pada 28 November 2018.
“Kami juga akan kembangkan elektronik bookbuilding. OJK pun tengah menyiapkan peraturannya. Selain itu kami juga akan menata ulang porsi penjatahan pasti kepada institusi dan masyarakat melalui mekanisme pooling,” ucapnya.
Lebih lanjut Ia menyebutkan pihaknya juga akan menyiapkan papan akselerasi yang mengakomodasi perusahaan kecil seperti UKM yang tidak masuk dalam persyaratan papan perdagangan utama.
Selanjutanya, BEI akan meluncurkan sistem I Suite. Sistem itu untuk memberikan tanda seperti tato bagi emiten yang masih bermasalah.
I Suite nantinya akan memberikan tanda kepada setiap saham yang ada di data feed. Setiap ticker saham nantinya berisi link yang memberikan informasi tentang informasi negatif emiten tersebut.
“Kami juga akan membentuk perusahaan IT. Perusahaan itu akan membawahi perusahaan-perusahaan efek saerah yang akan digalakan oleh BEI,” jelasnya.
Selain itu, BEI akan mendukung sistem dari perusahaan-perusahaan efek non Anggota Bursa (AB) dengan mendirikan Perusahaan IT, mengatur dan mengembangkan Elektronik Trading Platform (ETP), membuat IDX virtual trading sistem yang menyediakan simulasi bagi masyarakat yang baru mau mencoba berinvestasi di pasar modal, membuat electronic registration untuk mempermudah perusahaan yang ingin mendaftar sebagai perusahaan tercatat di pasar modal, dengan menyerahkan dokumen melalui online.
Kamudian, Inarno CS akan membuat simplifikasi pembukaan rekening efek yang bakal mempersingkat waktu pembukaan rekening efek bagi investor baru, mengembangkan Indonesian Government Bond Future (IBF) tahap II.
“Terakhir, kami akan mengembangkan sistem distribusi keterbukaan informasi perusahaan tercatat terintegrasi (IDX-DNA),” tutupnya. (*)