Pembiayaan proyek infrastruktur menjadi fokus BNI dalam penyaluran dana USD 1 miliar dari China Development Bank (CDB). Ria Martati
Jakarta–PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah memiliki rencana pembiayaan terhadap beberapa proyek infrastruktur dengan dana dari China Development Bank (CDB) senilai USD1 miliar.
Terbesar, Perseroan akan mengalokasikan dana tersebut untuk proyek kelistrikan yang nilai proyeknya mencapai USD800 juta, transportasi yang mencapai USD180 juta, pelabuhan laut dan udara yang mencapai USD100 juta. Sementara untuk pinjaman berdenominasi Renminbi (RMB) akan digunakan untuk membiayai aktivitas ekspor dan impor di industri karet dan semen.
“Rencana kami ini di Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015-2017 kami sampaikan target ekspansi kredit, atas dasar itu berapa dana yang diperlukan, dana dari CDB kami rencanakan untuk proyek infrastruktur dan pengelolaan cashflow jangka panjang,” kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa, 29 September 2015.
Dia menambahkan, selain pinjaman bilateral, BNI juga memiliki utang luar negeri dalm bentuk banker’s acceptance dan global bond. Sampai posisi September 2015, dana valas yang dimiliki BNI sebesar USD5,6 miliar. Sekitar 74% dari dana valas itu merupakan dana konvensional atau Dana Pihak Ketiga (DPK) dan sisanya adalah dana non-konvensional yang terdiri atas pinjaman bilateral antarbank, banker’s acceptance dan global bonds.
Untuk dana non-konvensional menurut Baiquni, Perseroan memang berencana menambah pinjaman valasnya karena dalam kurun waktu 2016-2017 akan banyak utang luar negerinya yang jatuh tempo. (*)