Kini tingal bagaimana pemerintah kedepan menangkap hal tersebut. Bukan tidak mungin mimpi Jokowi mencapai visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai USD130 miliar justru bisa terealisasi lebih cepat dari target di 2020.
Chief Executive Officer (CEO) Plug and Play, Saeed Amidipun berharap pemerintah juga turut membantu perkembangan startup di Indonesia. Setidaknya, ia ingin regulasi yang ada tidak mempersulit proses investasi.
“Kami rasa pemerintah harus membuat regulasi untuk mempermudah orang-orang berinvestasi di startup untuk membantu pertumbuhan startup. Kami juga sangat terbuka bekerjasama dengan berbagai pihak, termausk universitas, pemerintah dan korporasi,” jelas Amidi.
Ia pun mengingatkan para startup untuk tidak cepat menyerah. Jatuh bangun dalam sebuah usaha, bukan alasan untuk berhenti bekerja keras. Mencoba sesuatu yang baru dan menantang, katanya, memang lebih beresiko. Tapi tidak lantas menyerah begitu saja.
Saeed Amid sendiri mengaku akan dijadwalkan bertemu lagi dengan Jokowi, pada pekan ini. Pertemuan ini digelar setelah pada program akselerator startup, Plug and Play Indonesia, diluncurkan kemarin.
Kehadiran Plug and Play Indonesia merupakan jawaban atas keinginan Jokowi, agar pihaknya dapat berperan dalam upaya Indonesia mencapai visi ekonomi digital terbesar di Asia Tengara yang diprediksi mencapai USD130 miliar pada 2020.
Indonesia diharapkan bisa belajar dari konsep akselerator dan inkubator model Silicon Valley untuk mempercepat digital ekonomi di Indonesia, terutama startup. Dwitya Putra
(Baca juga : BNI Antisipasi Potensi Fraud di Pembiayaan Digital)