Saat ini, ketersediaan rumah yang baru dapat dipenuhi hanya sekitar 400 ribu hingga 500 ribu unit. Akibatnya backlog akan terus naik. “Masih ada gap dan kekurangan lagi sebesar 400.000 ribu unit lagi setiap tahunnya, kalau tidak diatasi dan ditangani maka backlognya ini akan semakin tinggi,” ucap Lana.
Untuk mengatasi tantangan ini, kata dia, pemerintah telah memberikan fasilitas penyediaan rumah murah yang diperuntukkan bagi kalangan MBR. Hal ini tentunya sebagai bentuk dukungan dalam menyukseskan program sejuta rumah. Pemerintah juga menggandeng bank-bank dan developer untuk menyukseskan fasilitas rumah murah ini.
Baca juga: Pentingnya Ekosistem Perumahan untuk Kalangan MBR
“Sebagai dukungan program sejuta rumah pemerintah telah mengeluarkan fasilitas, seperti subsidi untuk pembiayaan rumah, likuiditas untuk perumahan, pembebasan pengenaan pajak nilai atau PPN, rusunami, dan juga prasarana untuk rumah sederhana tapak,” tukas Lana.
Dengan adanya program rumah murah ini, diharapkan masyarakat yang belum memiliki rumah khususnya masyarakat berpenghasilan rendah dapat mengambil dan memiliki rumah dengan uang muka (down payment/DP) dan angsuran yang sangat rendah dalam perbulannya. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More