Perbankan

Ini Kinerja Terbaru Industri BPR-BPRS yang Kedatangan “Pemain Baru” Bank Syariah Matahari

Jakarta – Muhammadiyah kini resmi memiliki Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS), yaitu Bank Syariah Matahari (BSM). Bank hasil konversi dari BPR Matahari Artadaya ini, telah mendapatkan izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tertuang dalam Keputusan (SK) Anggota Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-39/D.03/2025 tertanggal 18 Juni 2025.

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan mendukung penuh pertumbuhan Bank Syariah Matahari. Oleh karena itu, PP Muhammadiyah mengimbau seluruh warga persyarikatan mulai menempatkan dana pihak ketiga seperti tabungan dan deposito di Bank Syariah Matahari.

Selain itu, seluruh aktivitas keuangan juga diimbau untuk dilakukan melalui Bank Syariah Matahari dan mendorong pengelolaan transaksi keuangan kelembagaan dilayani oleh BPRS tersebut.

Tak hanya itu, Muhammadiyah juga meminta agar warga aktif berpartisipasi dalam sosialisasi dan pengembangan Bank Syariah Matahari di wilayah masing-masing.

“Langkah ini diyakini akan membawa manfaat besar bagi persyarikatan, masyarakat sekitar, serta pengembangan nilai-nilai ekonomi syariah yang inklusif,” dikutip dari surat resmi nomor 124/HIM/1.0/C/2025, yang ditandatangani Ketua PP Muhammadiyah Dr H Anwar Abbas dan Sekretaris H Izzul Muslimin, dikutip, Senin, 14 Juli 2025. 

Kehadiran Bank Syariah Matahari ini merupakan bagian dari strategi Muhammadiyah dalam memperkuat jaringan perbankan syariah internal.

Sementara secara industri, Bank Syariah Matahari diharapkan mampu mendorong pertumbuhan dan kinerja industri BPR-BPRS di Tanah Air yang tengah diselimuti kondisi ekonomi yang tak menentu.

Lalu, seperti apa kinerja terbaru industri BPR dan BPRS? OJK mengungkapkan hingga akhir Maret 2025 total aset BPR dan BPRS mencapai Rp228,36 triliun. Angka ini tumbuh 5,31 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca juga: Kantongi Izin OJK, Bank Syariah Matahari Milik Muhammadiyah Resmi Beroperasi

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan kinerja keuangan industri BPR/BPRS terus menunjukan tren positif dan tumbuh secara berkelanjutan.

“Total aset hingga Maret 2025 itu tumbuh sebesar 5,31 persen yoy, menjadi senilai Rp228,36 triliun,” ungkap Dian dalam The Finance Top 100 BPR Awards 2025 yang diselenggarakan The Finance yang merupakan bagian dari Infobank Media Group di Jakarta pada medio Juni lalu.

Sejalan dengan pertumbuhan aset tersebut, lanjut Dian, penyaluran kredit dan pembiayaan juga terus menunjukan peningkatan sebesar 6,51 persen yoy, menjadi senilai Rp172,10 triliun.

Dari sisi pengumpulan dana, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BPR dan BPRS tercatat tumbuh sebesar 4,98 persen menjadi Rp160,43 triliun hingga Maret 2025.

Sementara dari aspek permodalan BPR/BPRS masih terjaga. Ini tercermin dari capital adequacy ratio (CAR) yang mencapai angka 28,12 persen.

“Ini menunjukkan ketahanan, yang tentu saja sangat baik dan mampu menopang resiko kredit atau pembiayaan yang sedang menunjukkan tren peningkatan,” imbuhnya.

Baca juga: ArisanKU BPR Kanti Jadi Simbol Kolaborasi BPR se-Indonesia

Jumlah BPR dan BPRS

Hingga Mei 2025, OJK mencatat ada sebanyak 1.518 BPR dan BPRS yang beroperasi di Tanah Air. Jika dirinci, ada sebanyak 1.345 BPR dan 173 BPRS.

Dari jumlah itu, lanjut Dian, sebanyak 85 persen BPR yang telah memenuhi modal inti minimum (MIM) sebesar Rp6 miliar.

Sedangkan, sisanya sedang dalam proses konsolidasi. Aturan modal ini diatur dalam POJK Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Pemenuhan MIM BPR.

“Dari jumlah tersebut sebanyak 85 persen BPR telah memenuhi modal inti minimum dan sisanya ini masih dalam proses konsolidasi,” pungkasnya. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

11 mins ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

43 mins ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

2 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

3 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

3 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago