Ini Dia Daftar 10 Bank Syariah dan UUS dengan Aset Terbesar di RI

Ini Dia Daftar 10 Bank Syariah dan UUS dengan Aset Terbesar di RI

Jakarta – Per September 2023, jumlah bank umum syariah di Indonesia sebanyak 13 Bank Umum Syariah (BUS). Sementara untuk Unit Usaha Syariah (UUS) yang terdapat dalam BUS mencapai 20 unit. Dari jumlah tersebut, sedikitnya ada 10 BUS dan UUS dengan kepemilikan aset terbesar di Tanah Air.

Meski demikian, industri perbankan syariah di Tanah Air masih ‘dikuasai’ oleh satu bank syariah yakni, PT Bank Syariah Indonesia (BSI).

BSI sendiri merupakan gabungan dari 3 bank syariah BUMN yaitu, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BRI Syariah Tbk, dan PT Bank BNI Syariah pada tahun 2021 lalu.

Berdasakan data Biro Riset Infobank hingga September 2023, total aset BSI mencapai Rp319,85 triliun. Di mana BSI menjadi satu-satunya bank syariah yang memiliki aset di atas Rp100 triliun.

Di bawah BSI ada Bank Muamalat yang memiliki aset sebesar Rp66,20 triliun pada kuartal III 2023, atau naik. Disusul oleh UUS Bank CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah dengan aset Rp61,46 triliun.

Baca juga: Kinerja Solid, BTN Syariah Dinilai Siap Tampung Bank Syariah Lain

Kemudian, UUS PT Bank Tabungan Negara Tbk. atau BTN Syariah yang menduduki urutan keempat dengan aset Rp48,41 triliun. Kelima, UUS Bank Maybank Indonesia Rp42,10 trilliun. Keenam, UUS Permata Bank Rp37,54 triliun.

Selanjutnya, di peringkat ketujuh, yakni Bank BRK Syariah dengan total aset Rp28,23 triliun. Kedelapan, Bank Aceh Syariah dengan aset Rp28,23 triliun. Kesembilan, Bank BTPN Syariah yang memiliki total aset Rp21,96 triliun dan kesepuluh diduduki oleh Bank Panin Dubai Syariah sebesar Rp15,54 triliun.

Bila dilihat dari data diatas, memang tidak mudah untuk menyaingi BSI. Diketahui, terdapat kabar bahwa Bank Muamalat sebagai BUS dengan total aset terbesar kedua akan diakusisi oleh BTN Syariah yang berada diurutan keempat aset terbesar.

Untuk menjadi lawan tanding dari BSI, jika aset Bank Muamalat dan BTN Syariah di gabungkan maka asetnya akan menjadi sebesar Rp114,6 triliun. Tentu ini masih jauh dari aset BSI, di mana kedua bank tersebut membutuhkan sekitar kurang lebih Rp200 triliun lagi untuk menyusul BSI.

Proses Merger BTN dan Mualamat

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir membenarkan adanya pembicaraan soal akuisisi Bank Muamalat oleh Bank BTN, di mana aksi merger tersebut diprediksi akan rampung pada Maret 2024.

Erick mengungkapkan, bahwa Kementerian BUMN bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Menteri Agama terkait sudah melakukan diskusi tentang merger BTN Syariah dan Bank Muamalat.

Baca juga: Ini Sejumlah Sektor yang Perlu Ditingkatkan dalam Ekonomi Syariah 

OJK pun memberikan sinyal positif atas rencana Bank BTN mengakuisisi Bank Muamalat. Menurut Dian, pihaknya terus mendorong terjadinya konsolidasi BUS dan UUS untuk menjadi bank syariah baru dengan minimal total aset Rp200 triliun, yang diharapkan akan ada 1-2 BUS hasil konsolidasi.

“Selanjutnya, dengan upaya konsolidasi ini diharapkan struktur pasar perbankan syariah kedepan akan lebih ideal dengan kehadiran beberapa bank syariah berskala besar yang lebih kompetitif,” kata Dian.

Terpisah, Direktur Utama PT Bank Tabungan (BTN) Nixon L.P Napitupulu angkat suara mengenai rencana merger unit usaha syariah milik BTN dengan Bank Muamalat.

“Masih proses, on the process. Kita tunggu saja, kan deadline-nya akhir Maret,” kata Nixon, ditemui usai acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024.

Terkait proses akuisisi tersebut, dirinya memperkirakan akan rampung pada April 2024 mendatang. Hal ini mengingat taksiran waktu yang dibutuhkan untuk proses administrasi. 

“Memang pengennya Maret 2024, tapi kan kecepatan. Ya beda-beda sebulan lah, April 2024,” tandasnya.

(*)

Related Posts

News Update

Top News