Jakarta – Metaverse atau dunia 3d virtual belakangan ini tengah hangat diperbincangkan di berbagai belahan dunia. Beberapa perusahaan, bahkan hingga industri perbankan kini mulai tertarik untuk merambah ke dunia virtual tersebut.
Direktur Riset & Inovasi Universitas Prasetya Mulya yang juga Dewan Pakar Teknologi Institute for Social Economic Digital Indonesia, Stevanus Wisnu Wijaya mengatakan, setidaknya ada tiga layer utama dalam arsitektur metaverse yang harus diperhatikan untuk terjun ke dunia metaverse.
“Pertama, itu ada infrastruktur. Di dunia nyata, infrastruktur yaitur sistem infrastruktur teknologi informasi, kemudian di sini ada blockchain dan storage, dan juga komputasi. Kan kalau nggak ada kekuatan komputasi yang bagus tentunya tidak bisa, ini kan butuh mesin yang harus bisa berfikir. Infrastruktur ini harus bagus,” katanya, dalam sebuah webinar, Rabu malam, 23 Februari 2022.
Kemudian, lanjut Wisnu, ialah layer intersection. Yang artinya penghubung antara dunia virtual atau virtual world dengan dunia nyata atau physical world. Di sini immersive user experience dibangun, juga ada digital twins dengan avatar, serta pengembangan konten.
Di layer terakhir, ada dunia virtual world yang memiliki ekosistem yang lua biasa. Mulai dari artificial intelligence (AI), kemudian bagaimana sistem ekonomi atau payment bisa berjalan di sini. Pada wilayah virtual ini, menurut Wisnu, bisa berjalan karena kita bisa bertransaksi dengan orang lain.
“Jadi ada ekosistem di atas yang bekerja terus menerus, ada interaksi di bawahnya, dan ada infrastructure yang mendukung semua ini,” ujar Wisnu. (*) Bagus Kasanjanu