Jakarta – Bank Indonesia (BI) memastikan inflasi tahun 2024 tetap terkendali dalam kisaran target 2,5±1 persen. Hal ini terlihat dari inflasi bulan Desember 2024 sebesar 0,44 persen (mtm), yang secara tahunan mencatat angka 1,57 persen (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan keberhasilan ini merupakan hasil konsistensi kebijakan moneter serta sinergi antara BI dan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) juga berperan penting dalam menjaga stabilitas inflasi di berbagai wilayah.
“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2025-2026,” kata Denny dalam keterangan resmi, Jumat, 3 Januari 2025.
Baca juga: BPS Catat Inflasi Tahunan 1,57 Persen pada Desember 2024, Terendah Sepanjang Sejarah
Denny juga menjelaskan, inflasi bulanan pada Desember 2024 mengalami kenaikan menjadi 0,44 persen mtm, dibandingkan November 2024 yang sebesar 0,30 persen mtm.
Kenaikan itu utamanya disebabkan oleh kelompok volatile food, sementara inflasi inti tetap stabil, dan inflasi administered prices justru menurun.
Inflasi kelompok inti tercatat sebesar 0,17 persen mtm, stabil dari inflasi bulan sebelumnya, dengan inflasi tercatat pada komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk.
Baca juga: IHPB Alami Inflasi 0,39 Persen pada Desember 2024, Sektor Ini Paling Tinggi
Kemudian inflasi kelompok volatile food meningkat menjadi sebesar 2,04 persen mtm, dari sebelumnya sebesar 1,07 persen mtm pada November 2024, terutama disumbang oleh komoditas telur ayam ras, aneka cabai, dan aneka bawang seiring dengan peningkatan permintaan pada Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan Tahun Baru.
Sementara itu, inflasi administered prices tercatat sebesar 0,03 persen mtm, menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,12 persen mtm.
Stabilitas Inflasi Tahunan 2024
Secara tahunan, inflasi pada 2024 berada dalam kisaran sasaran didukung terjaganya berbagai komponen inflasi.
Inflasi inti terjaga rendah sebesar 2,26 persen yoy, sejalan dengan ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik.
“Imported inflation yang terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah Bank Indonesia, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi,” jelasnya.
Baca juga: Prabowo Terima Laporan dari BPK, 4 Kementerian Diganjar Opini Wajar dengan Pengecualian
Denny menambahkan, inflasi volatile food juga terjaga rendah sebesar 0,12 persen yoy didukung oleh perbaikan produksi pangan dan eratnya sinergi antara Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.
“Sementara itu, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 0,56 persen yoy, sejalan dengan terbatasnya kebijakan penyesuaian harga yang diatur oleh pemerintah,” tandasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra