Eastspring optimis pada prospek pemulihan Ekonomi global. Di Indonesia, belanja pemerintah di sektor infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Jakarta–Eastspring Investments Indonesia (Eastspring) mengungkapkan, pemulihan global masih terus berlanjut ditengah ketegangan pasar berkaitan dengan drama negosiasi hutang Yunani serta gejolak pasar saham dan mata uang Yuan. Demikian pandangan dari perusahaan yang bergerak di bisnis manajer investasi ini dalam acara market update yang digelarnya bertajuk Global & Local Market Update 2nd Half 2015.
Riki Frindos, Presiden Direktur Eastspring Investments Indonesia mengatakan, perekonomian Eropa tumbuh lebih baik dari yang diprediksikan sebelumnya. Peluang naiknya suku bunga di Amerika Serikat dalam waktu dekat, yang menjadi satu sumber kekhawatiran pasar, di sisi lain merefleksikan kebangkitan perekonomian negara tersebut.
Perekonomian Tiongkok, lanjut Riki, memang mengalami tantangan secara struktural, namun, tingkat pertumbuhan di negara tersebut masih cukup tinggi dibandingkan dengan negaral ainnya. “Perekonomian banyak negara berkembang masih belum terlalu solid, terutama negara-negara produsen komoditas” ujarnya.
Menurut Riki, perekonomian dalam negeri juga mengalami perlambatan, karena masih terbatasnya permintaan dari mitra dagang terutama atas komoditas-komoditas Indonesia. Likuiditas yang masih cenderung ketat, sebuah kondisi yang diperlukan untuk meletakkan kestabilan makroprudensial dalam siklus ekonomi saat ini, turut mempengaruhi aktivitas ekonomi dalam negeri, termasuk tingkat investasi yang terus mengalami perlambatan.
Rencana belanja modal pemerintah, terutama di sektor infrastruktur, tidak hanya diharapkan dapat mengimbangi perlambatan sektor swasta, tetapi juga sebuah keniscayaan untuk mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Koreksi yang terjadi di pasar saham beberapa bulan belakangan merupakan sebuah konsekuensi dari perlambatan pertumbuhan ekonomi yang direfleksikan oleh melemahnya laba perusahaan, dan kondisi makro ekonomi yang belum sepenuhnya stabil,termasuk kehawatiran pada pergerakan Rupiah.Namun, di sisi lain, seiring dengan melemahnya harga saham-saham tingkat valuasi mulai memasuki teritori yang menarik.
Riki cukup optimis, didukung konsistensi kebijakan pemerintah dalam mendorong investasi, terutama di sektor infrastruktur dan manufaktur, pemulihan ekonomi diharapkan terjadi pada kuartal-kuartal mendatang.
Meskipun terjadi penurunan indeks pasar saham, Eastspring masih membukukan pertumbuhan bisnis. Hingga Juli 2015, dana kelolaan Eastspring Investments Indonesia mencapai angka lebihdari Rp49,5 triliun yang meliputi reksadana dan discretionary fund. Sementara itu, total dana kelolaan Eastspring Investments hingga Juni 2015 mencapai lebihdari US$134 miliar.