Semarang — Menginjak usia sewindu pada 2017, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Indonesia atau eximbank Indonesia yakin bisa memberikan kontribusi lebih dalam mendukung pembiayaan ekspor nasional. Terlebih dengan tren pembaikan harga komoditas.
Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Sinthya Roesly merasa optimismenya terhadap perbaikan kinerja ekspor tahun 2017. Perbaikan ini sejalan dengan harga-harga komoditas utama yang mulai rebound dan permintaan negara-negara destinasi utama yang mulai membaik.
“Diharapkan momentum-momentum perbaikan ini dapat terus dijaga oleh semua pihak baik pemerintah, pelaku usaha ekspor, serta lembaga keuangan termasuk Indonesia Eximbank yang secara khusus untuk mendukung pembiayaan ekspor nasional,” ujar Sinthya dalam Lokakarya UKME Indonesia eximbank di Semarang, Sabtu, 28 Oktober 2017.
Optimisme tersebut juga didukung dengan peningkatan kinerja yang meningkat signifikan selama kurang lebih delapan tahun terakhir.
Eximbank Indonesia berhasil meningkatkan total aset menjadi Rp108,38 triliun pada Juni 2017. Di mana jumlah debitur Usaha Kecil Menengah Ekspor (UKME) dari 38 debitur di 2009 menjadi 1.279 Debitur di Juni 2017.
Dari segi pembiayaan hingga Juni 2017 sebesar Rp96,82 triliun dengan pembiayaan yang disebar untuk UKME meningkat dari Rp536,7 miliar pada 2010 mencapai Rp10,87 triliun di Juni 2017. Hingga akhir tahun LPEI menargetkan total pembiayaan untuk UKME mencapai Rp14,8 triliun.
Selain itu LPEI juga turut meningkatkan kapasitas UKME untuk memasuki pasar global melalui kegiatan jasa konsultasi berupa Coaching Program for New Exporters (CPNE). Sejak 2015 hingga Juni 2017 total jumlah importir baru yang telah terbentuk mencapa 13 importir. (*) Dicky F Maulana