Jakarta–Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai, Indonesia seharusnya bisa mendapatkan peringkat yang lebih baik yakni layak investasi atau investment grade dari Standard & Poor’s (S&P).
Menurut Ekonom INDEF, Aviliani, hal ini tercermin pada struktur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang lebih baik dan keberhasilan Indonesia dalam Program Pengampunan Pajak atau amnesti pajak pada periode pertama.
“Mestinya kita akan lebih baik peringkatnya. Dengan adanya tax amnesty kita berhasil mendapatkan cukup besar, indikator-indikator ekonomi juga on the track,” ujar Aviliani di sela-sela acara Indonesia Banking Human Capital Conference yang diselenggarakan Infobank bekerjasama dengan Perbanas, di Jakarta, Kamis, 13 Oktober 2016.
Bahkan, kata dia, dengan adanya pemotongan anggaran sebesar Rp133,8 triliun pada APBN 2016, kredibilitas anggaran Indonesia menunjukkan lebih baik. “Tapi kita mesti lihat periodenya kadang kita lihat periode dari tahun sebelumnya. Mungkin harusnya S&P sudah memperbaiki rating kita,” ucapnya. (Selanjutnya :Sejumlah problem dihadapi investor…)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More