Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati disela pertemuan World Bank dan Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington, DC, Amerika Serikat pada 4-9 Oktober 2016, mengunjungi S&P dan berharap S&P segera menaikkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi, karena pemerintah telah melakukan perbaikan terhadap struktur APBN agar menjadi lebih sehat.
Pertemuan dengan tiga lembaga pemeringkat terkemuka ini sangat penting untuk memberikan pemahaman mengenai perekonomian nasional dan kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi tantangan global yang semakin beragam.
(Baca juga : Gini Ratio Turun, Ekonomi Berpotensi Tumbuh 7%)
Sebagai informasi, lembaga pemeringkat internasional S&P dalam publikasi terbarunya pada Juni 2016 belum memberikan peringkat “investment grade” atau layak investasi kepada Indonesia.
Lembaga pemeringkat yang bermarkas di New York, AS itu menekankan bahwa kinerja instrumen fiskal atau APBN yang disusun pemerintah belum begitu membaik, baik yang telah berjalan secara rutin maupun secara struktural. Menurut S&P jika kerangka fiskal yang sudah disusun pemerintah mampu diiringi dengan perbaikan performa fiskal, dengan penurunan defisit anggaran dan jumlah pinjaman, tidak menutup kemungkinan peringkat Indonesia akan naik. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More
Jakarta - Donald Trump telah kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Pemilu yang… Read More
Jakarta - Romy Wijayanto, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI menerima penghargaan sebagai Most Popular… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan pada Oktober 2024 tercatat sebesar Rp7.576,8 triliun, atau… Read More
Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan peran strategis koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dalam… Read More
Jakarta – Optimisme para pelaku usaha di Inggris terhadap ekonomi di Tanah Air masih solid.… Read More