Lebih lanjut dia meyakini, bila peringkat Indonesia menjadi lebih baik maka iklim investasi akan semakin besar dan memberikan dampak positif ke Indonesia. Namun demikia, dia mengakui bahwa masih ada sejumlah problem bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia khususnya pada tingkat lapangan.
“Sekarang kan investasi banyak yang mau masuk tapi problem-nya adalah tingkat lapangan kita masih punya masalah dengan pengadaaan barang yang masuknya ke infrastruktur dan sekarang ini masih banyak hambatan padahal yang banyak sekarang ini dari public (sector) bukan private (sector),” paparnya.
Dirinya menyarankan, untuk memudahkan investor swasta masuk, ke Indonesia, mungkin bisa di danai swasta dahulu baru kemudian pemerintah mengangsur ke swasta. Kalau hal tersebut bisa dilakukan, maka diperkirakan investasi bisa lebih cepat masuk ke Indonesia.
“Kalau sekarang kan kita tunggu dari pemerintah dulu ada KPK yang kadang-kadang tidak fleksibel dalam proses pengadaan. Sekarang aja orang kalo ada salah administrasi juga membuat dana implikasi dari APBD dan APbn agak lambat di lapangan,” tegas Aviliani. (Selanjiutnya : Sri Mulyani sebut Indonesia masuk investment grade…)
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More