Impor Naik, Neraca Perdagangan RI Masih Surplus US$1,02 Miliar

Impor Naik, Neraca Perdagangan RI Masih Surplus US$1,02 Miliar

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Neraca Perdagangan Indonesia hingga akhir tahun 2021 masih mengalami surplus sebesar US$1,02 miliar. Capaian ini didorong oleh nilai ekspor yang mencapai US$22,38 miliar dan nilai impor Indonesia mencapai US$21,36 miliar, atau naik 10,51%

“Pada tahun 2021, surplus kita mencapai US$35,34 miliar. Neraca perdagangan di 2021 paling tinggi dalam 5 tahun terakhir ini,” jelas Margo Yuwono, Kepala BPS pada paparan virtualnya, Senin, 17 Januari 2022.

Lebih rinci, nilai ekspor pada Desember 2021 tercatat menurun 2,04% dibanding ekspor November 2021. Ekspor non-migas mencapai US$21,28 miliar, turun 1,06% month-to-month (mtm), namun masih naik 37,13% jika dihitung secara tahunan atau year-on-year (yoy). Secara kumulatif, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2021 mencapai US$231,54 miliar atau naik 41,88% dibanding periode yang sama tahun 2020.

Adapun lima negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar di Desember 2021 adalah Pakistan, Mesir, Amerika Serikat, Thailand, Taiwan. Sementara, lima negara yang mengalami penurunan ekspor dari yang terbesar adalah Tiongkok, Malaysia, Swiss, Spanyol, dan Filipina.

Lalu dari sisi impor, BPS mencatat sebesar US$21,36 miliar. Angka ini naik 10,51% dibandingkan November 2021 atau naik 47,93% dibandingkan Desember 2020.

Impor migas Desember 2021 senilai US$3,38 miliar, naik 11,66% dibandingkan November 2021 atau naik 127,95% dibandingkan Desember 2020. ​Sedangkan, impor non-migas Desember 2021 senilai US$17,98 miliar, naik 10,29% dibandingkan November 2021 atau naik 38,78% dibandingkan Desember 2020.

Adapun lima negara yang menjadi tujuan impor terbesar di Desember 2021 adalah Tiongkok, Australia, Amerika Serikat, Spanyol, Singapura. Sementara, lima negara yang mengalami penurunan impor adalah Jepang, Ukraina, Panama, Korea Selatan, Kanada.

Secara kumulatif, nilai impor Indonesia Januari–Desember 2021 mencapai US$196,20 miliar. Angka ini naik 38,59% dibanding periode yang sama tahun 2020.

Margo menambahkan kenaikan impor mengindikasikan pulihnya permintaan masyarakat sebagai dampak mobilitas masyarakat yang meningkat. Sehingga perekonomian saat ini sudah berada pada jalur pemulihan yang benar.

“Harapannya tren ini bisa kita pertahankan dan tingkatkan, sehingga akan berdampak pada rencana pemerintah terkait dengan pemulihan ekonomi bisa tercapai dengan cepat dan seperti yang diharapkan semua,” ujarnya. (*)

 

Editor: Rezkiana Np

Related Posts

News Update

Top News