Jakarta – Perkembangan digitalisasi membuat sektor perbankan dituntut untuk semakin memperluas jangkauan layanannya melalui kanal daring. Salah satu caranya adalah dengan mengimplementasikan konsep open banking, di mana perbankan membuka datanya untuk digunakan oleh institusi lain.
Hendra Tanto, F5 Solution Engineer mengungkapkan aplikasi open banking dengan menggunakan Application Programming Interface (API) bisa meningkatkan pemasukan perbankan. Menurutnya, perbankan bisa membuka datanya kepada institusi tertentu yang akhirnya akan meningkatkan jumlah customer dan revenue perseroan.
“Kenapa perbankan mulai mengimplementasikan open banking? Basically, karena kita perlu mengejar revenuenya. Ketika sudah integrated, otomatis customer kita akan lebih banyak karena kita sudah expose API kita untuk digunakan oleh financial institution lain,” jelas Hendra pada webinar yang digelar Infobank Institute dengan tema, “Digital Banking Outlook 2022: Open Banking Transforming Business Models,” Selasa, 5 Oktober 2021.
Hendra mengungkapkan, bahwa Indonesia sendiri masih punya banyak ruang untuk pengembangan open banking. Komposisi penduduk yang 70% nya milenial serta perilaku transaksi yang semakin digital menjadi ceruk pasar yang bisa dimanfaatkan oleh perbankan. Untuk itu, menurutnya, belum terlambat bagi perbankan untuk mulai menerapkan open banking.
Labih jauh, Hendra juga menyinggung soal pentingnya keamanan siber dalam penerapan open banking. Ia berpesan pada setiap bank yang hendak atau sudah menerapkan open banking untuk menomorsatukan faktor keamanan.
“Ketika kita go open banking, security adalah mandatory. Keamanan adalah wajib jika kita ingin open API kita berjalan dengan lancar. Jangan sampai ketika sudah expose API malah terkena serangan hacker yang berdampak buruk pada brand kita,” jelasnya. (*)
Editor: Rezkiana Np