Jakarta – ILUNI Program Pascasarjana Ilmu Manajemen (PPIM) Fakultas Eekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menggelar Indonesia Management Summit 2024 (IMS) 2024, Senin (26/8).
IMS 2024 merupakan acara puncak atau “summit” khusus manajemen yang pertama di Indonesia dengan mengusung topik “Mencerdaskan Bangsa, Memajukan Negara: Memperkuat Daya Saing Indonesia Berbasis Kapabilitas Manajemen Transformatif,”.
Turut hadir sejumlah tokoh penting dan kompeten dari berbagai bidang yang membahas bagaimana peran kapabilitas manajemen transformatif yang secara kolektif bisa memberikan dampak positif bagi daya saing bangsa melalui sinergitas akademisi, praktisi, dan pemerintah.
Mereka juga membahas bagaimana mengonvergensikan dikotomi makroekonomi dan mikroekonomi termasuk juga bagaimana mengharmonisasikannya ketika berada dalam suatu ketidakpastian, menelisik peran strategis manajemen dalam organisasi, dan bagaimana membangun ekosistem antar-lembaga agar selaras dan bersinergi.
Baca juga : ILUNI PPIM FEB UI Siap Gelar Hajatan IMS 2024, Catat Tanggalnya!
Ketua ILUNI PPIM FEB UI Dr. Jacky Mussry menyatakan harapan agar ajang IMS bisa menjadi salah satu alternatif wadah untuk mengonvergensikan para akademisi dan praktisi dari berbagai latar belakang perguruan tinggi, industri, dan pemerintah.
Ia menyampaikan apresiasi kepada sejumlah guru besar FEB UI yang rela “turun gunung” dan mau berbaur horizontal dengan para praktisi yang mungkin sebagian dulu adalah murid-murid mereka.
“Tidak mudah meminta komitmen waktu dan tenaga para narasumber dan moderator karena semua punya kesibukan dan prioritas. Namun dengan mengandalkan jejaring ILUNI PPIM FEB UI akhirnya banyak sekali tokoh-tokoh penting berkenan hadir berkontribusi di ajang IMS 2024 ini,” katanya, dikutip Rabu, 28 Agustus 2024.
Jacky menuturkan, IMS bukan wadah untuk menambah kegaduhan, bukan wadah untuk mencari muka, atau show off untuk cari jabatan, atau sekadar untuk kelihatan keren.
Baca juga : Indonesia Insurance Summit 2024: Paola G.L Matanguihan Beberkan Perkembangan Tren Pasar Asuransi di Filipina
“IMS kita jaga agar konsisten non- politis, semata beritikad baik menyumbangkan pemikiran konstruktif dan konkrit untuk kemajuan Indonesia,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Prof. Abdul Haris menilai, IMS 2024 menyuguhkan tema yang menarik karena dapat mencerminkan sebuah kebutuhan mendesak untuk semua untuk bisa mengoptimalkan manajemen dan juga strategi yang transformatif dalam pelayanan untuk mencerdaskan bangsa dan memajukkan negara.
Di sesi pembukaan, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Dra. Mariana Ginting menyatakan, Perpustakaan Nasional RI harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk menghadapi perubahan zaman dan tetap relevan di era disrupsi.
Oleh karena itu, perpustakaan perlu bertransformasi menjadi pusat informasi dan diskusi yang dinamis agar tidak ditinggalkan oleh pemustaka.
Juga di sesi pembukaan Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Ph.D. menyatakan, Indonesia masih tertinggal meski memiliki sumber daya melimpah, karena kurangnya keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang efektif.
“Untuk maju, diperlukan visi, misi, aksi, dan amunisi yang tepat, serta manajemen yang dinamis dan sinergis dalam mengelola sumber daya bangsa,” terangnya.
Dalam paparan utama yang disampaikan oleh Prof. Bambang Brodjonegoro mengingatkan bahwa Indonesia perlu cerdas dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan teknologi digital untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas.
Fokus pada investasi manufaktur dan manajemen mikro yang baik sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing global.
Disamping sesi pembukaan dan penutupan, pembahasan terkait upaya meningkatkan kemampuan daya saing Indonesia melalui penerapan kapabilitas manajemen transformatif secara koletif dibagi menjadi empat sesi yaitu Sesi Pagi 1 dan Sesi Pagi 2, serta Sesi Siang 1 dan Sesi Siang 2. (*)
Editor : Galih Pratama