IHSG Tertinggal dari Regional, Ini Prediksi DBS untuk 2025
Page 2

IHSG Tertinggal dari Regional, Ini Prediksi DBS untuk 2025


Kinerja Sektor Saham di 2025

Dari sisi sektoral, Maynard menyebut sektor perbankan menjadi salah satu yang berkinerja buruk pada 2025. Padahal, tahun sebelumnya sektor ini menjadi top performer.

Ke depan, kinerja saham perbankan akan sangat dipengaruhi arus investasi asing dan suku bunga. Sementara itu, sektor telekomunikasi dan konsumer berpotensi mendapat dukungan dari program pemerintah pada semester II.

“Kita lihat sampai akhir Juli, flow ke AS itu kelihatan masih positif walaupun kita tahu ekonomi AS kurang baik, serta ada trade war. Sementara untuk yang emerging Asia, walaupun sudah mulai masuk, tapi bukan ke RI, lebih ke China,” terangnya.

Baca juga: IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham GOTO, TLKM, dan HRTA

Berdasarkan data DBS, hingga Juli 2025, pasar saham Hong Kong tumbuh 21,2 persen, Singapura 20,8 persen, Korea Selatan 18,5 persen, China 17,7 persen, indeks S&P AS 14,8 persen, Taiwan 5,9 persen, sementara IHSG Indonesia hanya 3,2 persen.

“Jadi secara performa pun indeks kita juga sampai Juli masih ketinggalan, jadi naiknya kencang itu baru di bulan Agustus yang mencapai 7.900,” tegas Maynard.

Prediksi IHSG di 2025

DBS memprediksi paruh kedua tahun ini masih dipengaruhi risiko volatilitas, terutama dari kebijakan The Fed dan data ekonomi AS. Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi nasional, stabilitas rupiah, dan aliran investasi asing akan menjadi faktor penentu.

Pihaknya memproyeksikan IHSG berpotensi menembus level 8.000 pada 2025.

“Sementara kalau tak ada flow asing masuk, mungkin menurut kita ada kecenderungan koreksi, ataupun mungkin juga stagnan di level 7.500-7.800,” pungkas Maynard. (*) Steven Widjaja

Related Posts

News Update

Netizen +62