Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat pekan lalu, 1 Agustus 2025, ditutup naik 0,71 persen ke posisi 7.537,76 atau bertambah 53 poin.
Penguatan IHSG tersebut mayoritas ditopang oleh saham-saham konglomerat Prajogo Pangestu, antara lain PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang masing-masing menyumbang 7,32, 4,41, dan 3,73 poin.
Fenomena ini menunjukkan bahwa saham-saham yang terafiliasi dengan konglomerat saat ini lebih banyak mendominasi pergerakan IHSG dibandingkan saham-saham perbankan big caps.
Baca juga: Keluar FCA, Saham CDIA Melesat ke Level Rp2.050
Melihat hal tersebut, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Budi Frensidy menilai bahwa pergerakan harga saham perbankan pada semester II 2025 ini masih belum mendapatkan sentimen dari investor asing.
“Jadi begitu dia dapat sentimen investor asing, paling enggak tidak negatif lah. Karena sekarang masih negatif. Paling tidak akan tidak negatif artinya akan balik ke harga awal tahun dan syukur-syukur mungkin yang sekelas BCA mestinya bisa lebih perform ya, lebih jauh di atas yang itu,” ucap Budi saat menjawab pertanyaan Infobanknews di Jakarta, Selasa, 5 Agustus 2025.
Baca juga: Dana Investor Asing Kembali Kabur Rp934,44 Miliar, Ini 5 Saham Terbanyak Dijual
Menurutnya, salah satu faktor utama yang mampu menggerakan saham perbankan adalah kembalinya kepercayaan investor asing kepada saham-saham perbankan di Indonesia.
“(sentimen positif) perbankan ya NPL yang rendah kemudian investor asing masuk ataupun bobot-bobot dari bursa kita di dalam MSCI naik. Pasti kan begitu naik kan mereka akan masuk. Yang mana nih? Pasti yang biggest cap, biggest cap diantara 10 itu kan pasti paling banyak adalah perbankan. (Berarti dana asing ya Pak?) Dana asing menentukan,” imbuhnya.
Asing Masih Jual Saham Perbankan
Adapun, arus keluar investor asing pada perdagangan Senin, 4 Agustus 2025, yang mencapai senilai Rp934,44 miliar, juga masih didominasi oleh sektor perbankan, dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebanyak Rp214,04 miliar dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp158,26 miliar. (*)
Editor: Yulian Saputra










