Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat sekitar 20 persen sejak awal 2025 hingga mencapai level 8.700, setelah sebelumnya sempat jatuh di bawah 6.000 pada semester I 2025.
Berdasarkan hal itu, Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan penguatan tersebut mendorong posisi pasar modal Indonesia melampaui kinerja bursa sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia, dan beberapa negara ASEAN.
“IHSG juga berhasil mencapai all time high (ATH) pada tanggal 2 Desember 2025 pada poin 8.617,04 meskipun sebelumnya indeks acuan sempat mengalami koreksi yang cukup dalam pada semester I 2025,” ujar Nyoman dalam HUT Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) di Jakarta, Jumat, 12 Desember 2025.
Baca juga: IHSG Ditutup Menguat 0,90 Persen, Cetak Rekor ATH Baru di Level 8.710
Nyoman menjelaskan bahwa tren penguatan pasar turut terlihat pada sisi likuiditas, dengan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) yang tumbuh 34 persen year to date (ytd) menjadi lebih dari Rp17 triliun per hari.
Sementara dari sisi demand, jumlah investor pasar modal terus meningkat dan kini mencapai 19,7 juta investor, atau naik lebih dari 32 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Angka tersebut naik lebih dari 32 persen dibandingkan tahun yang lalu. Dari sisi supply, jumlah perusahaan tercatat di bursa terus bertambah sepanjang tahun 2025,” imbuhnya.
Baca juga: Jelang Akhir Pekan, IHSG Ditutup Hijau pada Level 8.660
Adapun sebanyak 24 perusahaan baru juga telah mencatatkan sahamnya di bursa pada tahun ini dan masih ada 13 calon perusahaan yang masuk ke dalam pipeline. (*)
Editor: Yulian Saputra










