Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Senin, 11 Februari 2025, ditutup melemah ke level 6.544,18 atau turun 1,56 persen setelah dibuka di level 6.648,14.
Tentunya pergerakan IHSG tersebut berdasarkan statistik RTI Business telah merosot 7,42 persen dalam sepekan terakhir dan melemah 7,51 persen secara year to date (ytd) dari posisi tertinggi di 7.324,62.
Melihat hal itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan bahwa situasi pelemahan ini seharusnya dimanfaatkan oleh para investor, terutama untuk membeli saham-saham blue chip.
“Tinggal lihat saham-saham yang turun, seperti saham blue chip sudah turun dalam, it’s time to buy buat investor, pilihan ini sebagai investasi jangka panjang bukan cuma jangka pendek,” ujar Iman kepada awak media, di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025.
Baca juga: Lanjut Melemah, IHSG Sesi I Ditutup ke Level 6.544
Di sisi lain, Iman menjelaskan bahwa pelemahan IHSG disebabkan oleh berbagai faktor, meskipun tidak semuanya berada di bawah kendali bursa. Meski demikian, ia tetap optimis pasar saham Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan positif hingga akhir tahun.
“Indeks itu kan ada berbagai macam faktor (pengaruhnya) dan nggak semuanya jadi kontrol bursa. Kita optimis selalu kan jadi kita lihat aja indeksnya,” imbuhnya.
Adapun hingga perdagangan sesi I hari ini, tercatat terdapat 417 saham terkoreksi, sebanyak 168 saham menguat dan sebanyak 198 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: Begini Tanggapan Dirut BNI soal Gerak IHSG yang Anjlok
Hampir seluruh sektor turut mengalami pelemahan, dengan sektor infrastruktur turun paling dalam 3,41 persen, diikuti sektor energi merosot 1,93 persen, sektor properti melemah 1,77 persen, sektor bahan baku turun 1,75 persen, dan sektor transportasi merosot 1,36 persen.
Selanjutnya, sektor kesehatan turun 1,17 persen, sektor non-siklikal melemah 1,12 persen, sektor keuangan merosot 0,96 persen, dan sektor industrial melemah 0,67 persen.
Sementara itu, sektor sisanya mengalami penguatan, dengan sektor teknologi meningkat 1,02 persen dan sektor siklikal naik 0,16 persen. (*)
Editor: Yulian Saputra