Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 10-14 Februari 2025 mengalami pelemahan sebesar 1,54 persen menjadi berada pada level 6.638,45 dari 6.752,57 pada pekan lalu.
Lalu kapitalisasi pasar Bursa pekan ini juga mengalami perubahan sebesar 1,67 persen menjadi Rp11.401 dari Rp11.595 triliun pada sepekan sebelumnya.
Baca juga: IHSG Sepekan Turun 1,54 Persen, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp11.401 Triliun
Berdasarkan pergerakan tersebut, BEI telah merangkum lima saham yang menjadi top laggards atau saham yang memicu pelemahan gerak IHSG pada pekan ini, antara lain:
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menyumbang pelemahan tertinggi sebesar 33,72 poin ke IHSG, dengan penurunan harga saham 12,46 persen
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyumbang sebanyak 26,12 poin ke penurunan IHSG, dengan harga saham yang melemah 4,22 persen
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyumbang pelemahan 24,40 poin ke IHSG, dengan harga saham yang turun 4,01 persen
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) menyumbang penurunan sebanyak 15,99 poin ke IHSG, dengan pelemahan harga saham 33,77 persen
- PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memberikan 15,40 poin ke penurunan IHSG dan harga sahamnya melemah 10,01 persen.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa juga mengalami pelemahan pada pekan ini sebesar 11,58 persen menjadi 1,16 juta kali transaksi dari 1,31 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Kemudian perubahan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini yang turun sebesar 25,55 persen menjadi 15,45 miliar lembar saham dari 20,75 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Baca juga: BEI: 20 Perusahaan Masuk Daftar Tunggu IPO, Didominasi Aset Jumbo
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian Bursa sepekan justru mengalami kenaikan, yakni sebesar 1,25 persen menjadi Rp12,24 trilun dari Rp12,09 triliun pada pekan sebelumnya.
Adapun investor asing Jumat lalu, 14 Februari 2025, mencatatkan nilai jual bersih Rp585,32 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp10,52 triliun. (*)
Editor: Yulian Saputra