IHSG Kembali Dibuka Naik 0,11 Persen ke Level 7.104

IHSG Kembali Dibuka Naik 0,11 Persen ke Level 7.104

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka naik 0,11 persen dari level 7.097,15 ke 7.104,78 pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (15/7).

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 525,49 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 59 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp439,66 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 109 saham terkoreksi, sebanyak 172 saham menguat dan sebanyak 109 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, Research Phintraco Sekuritas, Ratna Lim telah memprediksi bahwa IHSG pada hari ini akan berpotensi pullback jangka pendek di sekitar level 7.055.

“Diperkirakan IHSG berpotensi pullback jangka pendek untuk menutup gap di sekitar level 7.055, karena overbought,” ucap Ratna dalam risetnya di Jakarta, 15 Juli 2025.

Baca juga: BEI Tambah 5 Saham Baru Underlying Single Stock Futures, Ini Daftarnya

Hal itu sejalan dengan IHSG yang ditutup menguat di level 7.097.15 atau naik 0,71 persen pada Senin (14/7) yang didorong oleh sentimen positif dari berita individual emiten. 

Secara teknikal, kata Ratna, IHSG telah breakout dari MA200 di sekitar level 7.082. Namun, indicator Stochastic RSI berada pada area overbought dan didukung oleh meningkatnya volume jual. 

Para investor menantikan data pertumbuhan ekonomi Tiongkok di kuartal II 2025 yang diperkirakan tumbuh melambat 5,1 persen year on year (yoy) dari 5,4 persen yoy di kuartal sebelumnya (15/7).

Lalu, penjualan ritel bulan Juni diperkirakan tumbuh 5,6 persen yoy dari 6,4 persen yoy di Mei 2025. Untuk data industrial production bulan Juni 2025 diperkirakan melambat menjadi 5,6 persen yoy dari 5,8 persen yoy di Mei 2025.

Baca juga: MSCI Cabut Perlakuan Khusus, Saham BREN, CUAN, dan PTRO Melonjak

Sedangkan sentimen dari AS (15/7), menurut Ratna, investor menantikan data CPI bulan Juni 2025 yang diperkirakan meningkat menjadi 2,7 persen yoy dari 2,4 persen yoy di Mei 2025.

“Sedangkan untuk core CPI bulan Juni 2025 diperkirakan meningkat menjadi 3 persen yoy dari 2,8 persen yoy di Mei 2025,” jelas Ratna.

Lalu, bagaimana dengan sentimen domestik? Ratna menjelaskan perkembangan negosiasi antara pemerintah dengan AS masih dinantikan para investor. Investor berharap negosiasi ini dapat mencapai kesepakatan sebelum batas waktu 1 Agustus 2025.

Selain itu, kata Ratna, investor juga menyoroti RDG Bank Indonesia pada Selasa-Rabu pekan ini. Menurut konsensus, BI akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen.

“Earning season kuartal II 2025 yang akan dimulai pada pertengahan bulan ini juga akan menjadi perhatian investor,” tutup Ratna. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62