Jakarta – Ajaib Sekuritas memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) akan bergerak mixed cenderung melemah dalam rentang 6.860 hingga 6.930 pada hari ini (10/10).
“Pada perdagangan Senin (9/10), IHSG ditutup naik 0,04 persen atau 2,93 poin di level 6.891,45. Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed cenderung melemah dalam range 6.860-6.930,” ucap Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalam IHSG Daily Analysis di Jakarta, 10 Oktober 2023.
Baca juga: Transaksi Bursa Karbon Masih Sepi, OJK: Jangan Bandingkan dengan Pasar Saham
Ratih melihat sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode September 2023 sebesar 121,7, lebih rendah dari IKK bulan sebelumnya sebesar 125,2, meskipun mengalami penurunan, IKK masih berada dalam zona optimis.
“Perolehan IKK September 2023 ditopang oleh tetap kuatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) masing-masing sebesar 112,2 dan 131,3,” imbuhnya.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga kuartal III-2023 mencatat total dana yang dihimpun di pasar modal domestik mencapai Rp190,02 triliun atau setara dengan 95 persen dari target yang ditetapkan pada tahun 2023 sebesar Rp200 triliun. Dana tersebut didapatkan melalui penawaran umum perdana (IPO), penawaran umum terbatas (PUT) dan penawaran umum berkelanjutan (PUB).
Sedangkan, dari mancanegara, penjualan ritel atau retail sales di Australia periode Agustus 2023, tumbuh 0,2 persen secara bulanan (mom), sejalan dengan pertumbuhan pada Juli 2023 sebesar 0,5 persen mom.
Baca juga: Pasar Saham Selama September 2023 Loyo, Ini Gara-Garanya
Penjualan ritel mengalami akselerasi dalam dua bulan beruntun di tengah konsumsi yang tertahan akibat tren penguatan suku bunga sebesar 4,1 persen, level tertinggi sejak April 2012.
Adapun, dari Asia, Cadangan Devisa (Cadev) Korea Selatan periode September 2023 tercatat USD414,12 miliar, setelah pada bulan sebelumnya tercatat USD418,3 miliar, cadev yang turun seiring dengan volatilitas valuta asing, khususnya penguatan dolar AS. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra