IHSG Dibuka Semringah, Menguat 0,50 Persen ke Level 6.671

IHSG Dibuka Semringah, Menguat 0,50 Persen ke Level 6.671

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat sebesar 0,50 persen ke level 6.671,36 dari posisi 6.638,45, pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (17/2).

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 235,61 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 20 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp201,05 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 82 saham terkoreksi, sebanyak 186 saham menguat dan sebanyak 250 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak variatif dan cenderung akan mengalami rebound di rentang level 6.580 hingga 6.700. 

Baca juga: IHSG Berpeluang Menguat, Intip Rekomendasi Saham Berikut

“Pada perdagangan kemarin, Jumat (14/2) IHSG ditutup naik 0,38 persen atau plus 24,89 poin ke level 6.638. IHSG hari ini (17/2) diprediksi bergerak mixed cenderung rebound dalam range 6.580-6.700,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 17 Februari 2025.

Menurutnya, IHSG selama sepekan terkoreksi 1,54 persen, yang senada dengan outflow investor asing di pasar ekuitas domestik senilai Rp3 triliun, outflow terjadi pada saham Big Caps khususnya sektor perbankan.

Lalu, jika dibandingkan dengan bursa di kawasan Asia Tenggara, pergerakan IHSG menempati posisi terbawah dalam sepekan. Sementara, posisi rupiah cukup stabil, dengan rupiah JISDOR tercatat Rp16.285 per dolar AS (14/2).

Untuk pekan ini, pelaku pasar menantikan rilis suku bunga BI-Rate di periode Februari 2025, dengan mempertimbangkan posisi rupiah yang cenderung stabil dan kondisi daya beli yang menurun, BI-Rate berpotensi kembali dipangkas sebesar 25 bps ke level 5,5 persen.

Baca juga: Indeks Infobank15 Bergerak Positif, Intip Daftar Saham Bank yang Melesat

Adapun dari mancanegara, Indeks Utama Wall Street bergerak bervariasi cenderung melemah akibat aksi profit taking setelah reli dan catatkan level ATH. Sementara, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun lanjutkan penurunan dalam dua hari beruntun ke level 4,47 persen (14/2).

Sedangkan dari Asia, pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal IV 2024 secara tahunan (yoy) sebesar 2,8 persen, angka itu lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 1,7 persen. 

Pertumbuhan ekonomi diharapkan berlanjut setelah Bank Sentral Jepang (BOJ) mengakhiri tren suku bunga negatif dan tertinggi sejak Oktober 2008, yaitu saat ini di level 0,5 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

Top News

News Update