IHSG Dibuka Bergairah Lagi! Naik 0,70 Persen ke Level 7.231

IHSG Dibuka Bergairah Lagi! Naik 0,70 Persen ke Level 7.231

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,70 persen ke level 7.231,87 dari posisi 7.181,82, pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/1).

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 519,14 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 20 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp300,33 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 64 saham terkoreksi, sebanyak 196 saham menguat dan sebanyak 228 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak variatif dalam rentang level 7.080 hingga 7.200. 

“Pada perdagangan kemarin, Selasa (21/1) IHSG ditutup naik 0,15 persen atau plus 11,03 poin ke level 7.181. IHSG hari ini (22/1) diprediksi bergerak menguat dalam range 7.150-7.250,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 22 Januari 2025.

Baca juga: IHSG Berpotensi Menguat, Saham BRIS, EMTK, ANTM, dan BREN Masuk Radar Cuan

Gerak IHSG mengalami apresiasi dalam lima hari beruntun akibat rebound-nya saham blue chip, dengan nilai tukar rupiah yang juga stabil pada kisaran Rp16.300 per dolar AS.

Salah satu upaya pemerintah untuk menjaga rupiah tetap terkendali, yaitu mengubah Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2023 mengenai Devisa Hasil Ekspor (DHE).

Atas perubahan PP tersebut, eksportir wajib menyimpan DHE sebesar 100 persen dengan jangka waktu satu tahun mulai 1 Maret 2025. Sebelumnya, DHE yang disimpan eksportir paling sedikit sebesar 30 persen dalam jangka waktu tiga bulan. 

Meskipun DHE lebih lama tertahan, namun terdapat berbagai insentif untuk para eksportir, seperti bunga yang kompetitif dan pembebasan pajak penghasilan (PPh) atas pendapatan bunga tersebut. 

Adapun dari mancanegara, Bursa Wall Street lanjutkan penguatan seiring dengan turunnya imbal hasil obligasi AS. Pelaku pasar mencermati rilis laporan keuangan emiten khususnya sektor teknologi yang berpotensi tetap solid.

Baca juga: Efek Domino Kebijakan Trump ke Pasar Saham Indonesia

Di sisi lain, harga komoditas batu bara rebound signifikan dalam sepekan terakhir. Harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari 2025 naik 8,34 persen dalam sepekan ke level USD 124,5 per metrik ton.

Hal ini dipengaruhi kebijakan ekonomi ekspansif melalui fiskal dan moneter China sehingga meningkatkan jumlah permintaan batu bara.

Impor batu bara oleh China menjadi yang paling tinggi mencapai 542,7 juta metrik ton, sementara India menempati posisi kedua sebesar 250,2 juta ton di tahun 2024.

Adapun pernyataan Presiden Trump yang lebih lunak terhadap kenaikan tarif dalam momentum pelantikannya memberikan sentimen positif bagi pertumbuhan ekonomi global. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

Top News

News Update