Jakarta – IdScore (PEFINDO Biro Kredit) meluncurkan produk terbarunya yaitu IdBusiness Report (IdB) untuk membantu lembaga keuangan menilai kelayakan kredit sebuah korporasi. IdBusiness Report merupakan laporan analisa komprehensif kredit korporasi berbasis pendalaman industri, bisnis, keuangan, dukungan kelompok usaha dan perkreditan.
Wahyu Trenggono, Direktur Komersial IdScore menjelaskan IdBusiness Report membantu lembaga keuangan menilai karakter dan kemampuan bayar debitur. Selain analisa masa lama berupa riwayat kredit dan credit score, IdBusiness Report juga memberikan analisa mendalam mengenai kondisi macro ekonomi, industrinya, serta pertumbuhan bisnis dari perusahaan tersebut.
“Terdapat dua pertimbangan sebuah lembaga keuangan memberikan pinjaman, yaitu kemauan untuk membayar (willingness to pay) dan kemampuan untuk membayar (ability to pay). Kami tidak hanya punya data makro, industri, laporan keuangan. Tapi punya data perilaku dan fasilitas kredit per-individu. Jadi (produk ini) tidak hanya mendeteksi suatu perusahaan itu punya cash untuk membayar hutangnya, tapi juga mendeteksi kemauan perusahaan untuk membayar,” ujar Wahyu Trenggono, Direktur idScore, dalam paparannya di Jakarta, Kamis, 29 September 2022.
Selain itu, Bank Indonesia mencatat permintaan pembiayaan baru korporasi pada Agustus 2022 terindikasi tumbuh positif. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 17,9%. Penyaluran kredit baru oleh perbankan pun dinilai tumbuh lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan pembayaan dari korporasi kepada perbankan.
“Oleh karena itu, diperlukan manajemen risiko yang memadai, efektif dan terukur untuk kreditur atau lembaga keuangan dapat melakukan pre-screening kelayakan kredit korporasi sebelum memberikan pinjaman,“ tambahnya.
Sebagai informasi, pertumbuhan permintaan data kredit kepada IdScore setiap tahunnya terus meningkat. Pada Juli 2022, permintaan data kredit IdScore telah mencapai 16,09 juta permintaan. Angka ini hampir mencapai target perusahaan di akhir tahun ini sebanyak 20,17 juta permintaan. (*) Ayu Utami