Jakarta – Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mengaku siap untuk mengimplementasikan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) atau National Payment Gateway yang telah diresmikan oleh Bank Indonesia pada Senin 4 Desember 2017 lalu.
Ketua Himbara Maryono menyebut, pihaknya terus mendorong para perbankan untuk dapat segera menyiapkan pendistribusian kartu debitnya dengan logo GPN Garuda Merah.
“Untuk GNP saya kira himbara sudah siap. Kita terus sesuaikan untuk perubahan kartu, karena perubahan logo akan kita sesuaikan dari BI karna itu kartunya akan satu dan bisa dilakukan di semua bank termasuk himbara,” ungkap Maryono usai menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Bank Indonesia (BI) dengan tema “Transaksi Zaman Now,Bye Bye Tunai” di Hotel Westin Jakarta, Rabu 6 Desember 2017.
Selain itu Maryono menjelaskan, pihaknya di Himbara sebelumnya juga telah mendukung dan mengimplementasikan transaksi nontunai yang dicanangkan pemerintah. Diharapkan implementasi tersebut dapat semakin memudahkan masyarakat.
“Kita juga sudah melakukan suatu pelayanan dimana sudah non tunai, misalnya adanya atm bersama dan kemudian e-toll itu adalah salah satunya. Dan saat ini kita akan masuk ke pembayaran GPN kita akan laksanakan program pemerintah seperti bantuan sosial (bansos), kartu tani dan bantuan kesejahteraan dan sebagainya ini sebagai antisipasi di dalam perubahan masyarakat,” jelas Maryono.
Sementara itu Direktur BTN, Adi Setianto mengungkapkan implementasi GPN sangat membantu dalam mendorong peningkatan transaksi nontunai. Pasalnya, saat ini pembayaran tunai masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi pembayaran.
Berdasarkan data saat ini, 85 persen transaksi di tanah air masih dilakukan secara tunai, padahal 36 persen masyarakat saat ini sudah memiliki account number di bank, namun transaksi non tunai masih dikisaran 10 persen.
“Sudah saatnya seluruh pihak yang terlibat dalam alur transaksi di Indonesia untuk berkolaborasi menuju masyarakat non tunai,” urainya.
Menurut Adi, implementasi Gerakan Nasional NonTunai (GNNT) perlu dilaksanakan, karena transaksi tunai memiliki beberapa kelemahan, seperti tingginya biaya pengelolaan uang, kurang efisien untuk bertransaksi dan tidak tercatat secara sistem. Kemudian, perubahan gaya hidup yang menuntut kecepatan dan kemudahan, serta praktis dan transparan dalam proses transaksi hanya cocok dilakukan secara nontunai.
“Model transaksi non tunai diyakini akan menciptakan sistem pembayaran yang lebih efisien sehingga dapat mendukung kelancaran perekonomian nasional,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dalam menghadapi sistem cashless payments, sangat diperlukan sistem keamanan yang handal dan up to date dalam menangkal serangan dari hacker yang memiliki tujuan jahat. Mengingat sistem cashless payments berbasis server dan database, maka sistem ini sangat rentan terhadap pencurian dari hacker.
“Bank sebagai lembaga yang menyimpan uang memiliki sistem security yang dapat dihandalkan, namun bagaimana dengan layanan pembayaran non tunai dari non bank? Hal inilah yang perlu mendapat perhatian seluruh pemangku kepentingan agar sistem cashless payments berjalan dengan baik di Indonesia,” tutur Adi.
Selain itu, kesuksesan sistem cashless payments juga turut dipengaruhi oleh peran serta pemerintah baik dari tingkat pusat, provinsi, maupun kota/kabupaten. Kondisi saat ini, telah banyak pemerintah daerah yang telah sadar mulai mencanangkan program smart city dimulai dari pembayaran pajak via online hingga pemanfaatan prepaid card untuk pembayaran jasa transportasi umum.
“Untuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, sosialisasi dan penggunaan sistem cashless payments sudah sewajarnya juga dilakukan di luar Pulau Jawa sehingga turut membantu perkembangan ekonominya,” tegasnya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) telah resmi meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) sebagai wujud interkoneksi antar switching dan interoperabilitas sistem pembayaran nasional.
Kedepannya, masyarakat akan diberikan kemudahan layanan pembayaran saat berada di merchant. Para nasabah dapat menggunakan EDC seluruh bank yang tergabung di GPN dengan angka Merchant Discount Rate (MDR) hanya sebesar 1 persen.