Nasional

Hati-Hati dengan Impor, DPR Ingatkan Dampaknya ke Industri Lokal

Jakarta – Anggota Komisi XI DPR RI, Muhammad Kholid, angkat bicara terkait perkembangan situasi ekonomi global yang tengah berlangsung. Ia menyoroti pentingnya pemerintah Indonesia untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang terukur dengan tetap mengedepankan kepentingan nasional.

“Kita menginginkan agar setiap kebijakan yang diambil pemerintah dalam menghadapi dinamika ekonomi global benar-benar mempertimbangkan kepentingan nasional. Ini penting agar stabilitas ekonomi domestik tetap terjaga,” ujar Kholid dikutip dari dpr.go.id, Senin, 21 April 2025.

Baca juga: Gercep Pembentukan Kopdes Merah Putih, Malang Siap Legalkan Ratusan Koperasi

Menurutnya, kebijakan impor menjadi salah satu sektor penting yang perlu mendapat perhatian serius. Kholid menegaskan bahwa regulasi impor harus dijalankan secara selektif agar tidak melemahkan industri dalam negeri.

“Tidak semua sektor harus dibuka untuk impor. Kita harus selektif, terutama dalam memilih sektor-sektor yang justru bisa mendukung dan mendorong kinerja industri ekspor nasional. Jadi impor boleh, tapi harus yang mendukung penguatan industri ekspor kita,” jelas politisi Fraksi PKS ini.

Genjot Perpajakan

Lebih lanjut, Kholid juga menekankan pentingnya peningkatan penerimaan perpajakan secara signifikan. Ia menilai, pendapatan negara dari sektor pajak sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan yang lebih ekspansif.

“Dengan tantangan pembangunan ke depan yang semakin besar, kita membutuhkan dorongan fiskal yang kuat. Oleh karena itu, penerimaan perpajakan harus terus ditingkatkan secara signifikan,” tutupnya.

Baca juga : DPR Desak Pemerintah Tetapkan Dubes AS Guna Hadapi Kebijakan Tarif Impor Trump

Pernyataan ini menegaskan komitmen Muhammad Kholid dalam mendorong kebijakan ekonomi yang tidak hanya responsif terhadap dinamika global, tetapi juga berpihak pada penguatan ekonomi nasional dan kemandirian bangsa.

Strategi Pemerintah Jaga Neraca Perdagangan dengan AS

Diketahui, pemerintah Indonesia tengah menawarkan peningkatan impor dari Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap produk-produk Indonesia.

Impor LPG, minyak mentah, dan bahan bakar minyak akan ditambah guna menyeimbangkan neraca perdagangan dengan AS.

“Impor tambahan dari AS dalam rangka membuat keseimbangan neraca perdagangan kita,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia beberapa waktu lalu.

Baca juga : Menko Airlangga Beberkan Sederet Dampak Kebijakan Tarif Impor Trump

Menurut Bahlil, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus perdagangan Indonesia terhadap AS sebesar 14,5 miliar dolar AS.

Namun, menurut pencatatan Pemerintah AS, surplus tersebut bahkan mencapai 18,5 miliar dolar AS. Oleh karena itu, produk Indonesia dikenai tarif sebesar 32 persen.

“Salah satu strategi untuk kita membuat keseimbangan adalah kita membeli LPG, crude oil, dan BBM dari Amerika. Nilainya untuk bisa memberikan keseimbangan terhadap neraca perdagangan kita,” ujar Bahlil.

Impor Dialihkan, Bukan Ditambah

Bahlil menegaskan bahwa usulan peningkatan impor dari AS tidak akan menambah kuota impor Indonesia secara keseluruhan. Hal itu dilakukan dengan mengalihkan impor yang sebelumnya berasal dari negara lain ke Amerika Serikat.

”Sebenarnya ini, kan, adalah sebagian kita beli dari negara-negara di middle east, di Afrika, kemudian di Asia Tenggara, ini kita switch aja, kita pindah aja ke Amerika, dan itu tidak membebani APBN dan juga tidak menambah kuota impor kita,” jelasnya.

Namun, lanjut Bahlil, apabila tarif yang diberlakukan Presiden Trump tidak dapat dinegosiasikan, maka rencana peningkatan impor dari AS tersebut tidak perlu dilakukan. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Rp870 Miliar untuk Proyek Properti Kaltim

Poin Penting Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan sindikasi Rp870 miliar untuk proyek properti Borneo Bay… Read More

1 hour ago

OJK Optimistis Kinerja Perbankan 2026 Tetap Positif, Ini Alasannya

Poin Penting OJK optimistis kinerja perbankan 2026 tetap positif didukung tren penurunan suku bunga. Penurunan… Read More

2 hours ago

Perkuat Kesepakatan Dagang RI-AS, Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Pelaku Usaha AS

Poin Penting Perundingan dagang RI–AS (ART) ditargetkan rampung dan ditandatangani awal 2026 RI buka akses… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Jelang Libur Nataru Ditutup Hijau di Level 8.587, 343 Saham Terkoreksi

Poin Penting IHSG sesi I ditutup menguat tipis 0,03% ke level 8.587,49 Meski indeks hijau,… Read More

3 hours ago

Kredit Properti Tumbuh 7,4 Persen Jadi Rp1.513.5 Triliun per November 2025

Poin Penting Kredit properti tumbuh 7,4% yoy menjadi Rp1.513,5 triliun per November 2025 Pertumbuhan didorong… Read More

3 hours ago

Begini Dukungan BSI terhadap Program MBG

Poin Penting BSI mendukung program MBG melalui pembiayaan pembangunan dapur SPPG di seluruh Indonesia. Hingga… Read More

3 hours ago