Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) bersama dengan anak perusahaannya, yaitu Mandiri Sekuritas akan kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 sebagai forum investasi yang diselenggarakan secara hybrid dan diperkirakan akan mencapai lebih dari 20 ribu peserta.
MIF 2024 tersebut akan mengusung tema ‘Thriving Through Transition’, yang nantinya bakal membahas isu-isu strategis yang berkaitan dengan prospek ekonomi Indonesia di tengah tahun pemilu global atau super election year.
Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria menjelaskan MIF 2024 menjadi wujud konsistensi Bank Mandiri dalam mendorong keran investasi di Indonesia dengan melibatkan ragam investor dan pembicara terkemuka dari dalam dan luar negeri.
Baca juga: Investor Wait and See di Tahun Politik, BEI Beberkan Tips Berikut
“MIF kali ini membahas sumber-sumber pertumbuhan yang penting bagi Indonesia salah satunya sektor manufaktur dan pertanian. Dengan risiko perubahan iklim yang semakin tinggi, ketahanan pangan menjadi isu yang penting untuk mencapai keberlanjutan ekonomi,” ucap Eka dalam Konferensi Pers di Jakarta, 21 Februari 2024.
Selain itu, MIF 2024 juga akan membahas terkait tren digitalisasi, yaitu perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang menciptakan peluang efisiensi ekonomi namun juga menciptakan risiko tergantikannya beberapa jenis pekerjaan di mana dampaknya terhadap ekonomi perlu diantisipasi.
Baca juga: Pemilu 2024 Lancar, Jokowi Minta Pelaku Bisnis Jangan Lagi Wait and See
Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas, Silva Halim menerangkan, MIF 2024 merupakan wujud dari komitmen berkelanjutan Mandiri Sekuritas untuk memberikan layanan akses informasi strategis yang lengkap serta kesempatan mengembangkan bisnis dan investasi bagi para klien dan investor.
“Untuk MIF 2024, Mandiri Sekuritas melalui Site Visit dan Corporate Day akan menghadirkan 200 investor, yang berasal dari berbagai negara, seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat dengan total dana kelolaan sekitar USD12 triliun,” ujar Silva dalam kesempatan yang sama. (*)
Editor: Galih Pratama