Jakarta – Dari sebuah kampung kecil di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, sebuah inisiatif ekonomi sosial mengepul dari dapur para ibu rumah tangga.
Gerakan ‘Bi Encing’ alias Bisnis Emak-Emak Ngurusin Catering menjadi wadah pemberdayaan perempuan dan komitmen terhadap perbaikan gizi generasi penerus bangsa.
Bi Encing sendiri bermula dari kegiatan memasak menu Pemberian Makanan Utama (PMU) untuk program Seribu Asa, atau Selamatkan Stunting dan Gizi Buruk Bersama Pertamina, yang diinisiasi PHE OSES.
Tujuannya, mengatasi masalah stunting melalui intervensi, mulai dari pemberian makanan sehat yang diolah dari sumber daya lokal, kelas bagi Ibu hamil, hingga kelas montesori anak.
Tidak membatasi diri hanya memasak untuk PMU saja, Bi Encing, yang anggotanya merupakan gabungan dari kader PKK Kelurahan Pokja 4, kader Posyandu, dan tim dapur sehat, merumuskan visi yang lebih besar.
Baca juga : Dorong Ekonomi UMKM, BRI Insurance Renovasi Tempat Usaha Taman Jajan Gaul
Perempuan-perempuan yang selama ini aktif dan berpengalaman dalam kegiatan sosial dan kesehatan tersebut meyakini bahwa Bi Encing bisa memperluas kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat.
Topang Keberlanjutan Ekonomi
Secara bertahap, peran Bi Encing tidak hanya memberikan intervensi pemberian makanan sehat kepada anak stunting. Bi Encing juga melayani pesanan makanan dari pelanggan lain, seperti instansi pemerintahan, swasta dan masyarakat umum.
Aneka menu lezat nan sehat seperti ikan pindang, ikan goreng, dan sate lilit yang berbahan dasar potensi lokal, menjadi ragam menu katering yang tersedia di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Bi Encing sukses bertransformasi menjadi sebuah unit usaha yang dapat menopang keberlanjutan ekonomi, dengan tetap memberikan dampak social positif.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari Bi Encing. Program ini tidak saja memberi kami pelatihan dan alat, tapi juga membuka jalan bagi ibu-ibu, seperti saya, ikut berkontribusi dalam membangun generasi yang sehat dan berdaya,” ujar Masiah Arestia, salah satu anggota Bi Encing, dikutip Kamis, 14 Agustus 2025.
Baca juga : Kemenkeu Sebut Pemberdayaan UMKM Perempuan Jadi Pilar Strategis Ekonomi Nasional
Meningkatnya permintaan layanan katering juga membuka lebar peluang untuk merekrut lebih banyak tenaga kerja lokal.
Bi Encing diyakini mampu menjadi model wirausaha komunitas yang adaptif dan berkelanjutan, serta menjadi inspirasi bagi wilayah kepulauan lainnya.
Selama satu semester berjalan, usaha katering Bi Encing mampu meraup omzet mencapai 60 juta rupiah. Tambahan pendapatan ini tentunya menambah semangat para ibu.
Sementara, Head of Communication, Relations & CID PHE OSES Indra Darmawan mengatakan, dukungan yang diberikan pihaknya kepada gerakan satu ini berupa pengadaan sarana dan prasarana perlengkapan masak, mulai dari piring, panci, kompor hingga freezer.
Menurutnya, anggota kelompok Bi Encing memastikan bahwa setiap menu yang disiapkan telah melewati proses kurasi gizi oleh ahli dan mendapat persetujuan dari instansi pemerintahan terkait.
“Ini bukan hanya tentang usaha maupun bisnis, tapi tentang peran ibu-ibu dan warga yang peduli terhadap masa depan anak-anak pulau,” jelasnya.
Ia menjelaskan, sejak diinisiasi pada Desember 2024 hingga kini Agustus 2025, Bi Encing mampu membantu meningkatkan perkembangan fisik 23 dari 36 anak stunting di Kelurahan Pulau Kelapa. (*)
Editor: Galih Pratama










