Jakarta – Perusahaan asuransi PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia) memandang bahwa generasi milenial dan gen z merupakan pangsa potensial bagi bisnis asuransi di Tanah Air. Untuk menggarap kelompok tersebut, tentunya membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam memasarkan produk asuransi.
Allianz Life Indonesia pun menyadari hal tersebut. Makanya, mereka memiliki strategi mengandalkan tenaga pemasar atau agen asuransi dari generasi tersebut (milenial dan gen z) dalam melakukan peneterasi pasar yang dibidiknya. Tercatat hampir 50.000 agen di Allianz Life Indonesia memang didominasi oleh kelompok itu.
“Mungkin berbeda dengan agen asuransi pada umumnya. Kami 60% agen dari milenial dan gen z. Itu sengaja. Karena kami percaya bahwa sekarang yang mulai memegang signifikan ekonomi adalah kelompok milenial,” ungkap Business Director Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo saat berkunjung ke Kantor Redaksi Infobank di Jakarta Selatan, Kamis, 22 Juni 2023.
Kelompok milenial dan gen z dinilai lebih edukatif dan mampu memberikan penjelasan terhadap produk asuransi yang ditawarkan. Sehingga diharapkan, calon nasabah bisa mendapat pemahaman yang jelas terkait dengan produk asuransi yang dipilihnya.
“Ini kita harapkan bisa works well, kelompok milenial dan gen z ini lebih edukatif. Education-nya lebih bagus, sangat bagus masuk di generasinya. Namun, well accepted juga di generasi di atasnya,” tambahnya.
Peneterasi tersebut juga diimbangi dengan digitalisasi dalam memasarkan produknya. Tak heran, bila hampir 99% agen Allianz Life Indonesia sudah dibekali tools berupa gadget ketika menjelaskan produk asuransi yang akan dijualnya.
“99% tenaga penjual kita menggunakan gadget Ipad. Jadi kita bisa lihat proses penjualannya lebih jelas dan bisa ‘dipaksa’ untuk melihat seluruh prosesnya dibanding dengan kertas. Kalau kertas kadang-kadang tidak bisa dipaksa melihat prosesnya,” ujarnya.
Selain itu, kata Bianto, dengan digitalisasi juga akan membuat proses penjualan produknya jauh lebih cepat dan bisa berdampak pada efisiensi.
“Costumer platform-nya juga diperkuat dengan digitalisasi. Kita harapkan bisa lebih hemat dan transparansinya juga lebih baik. Jadi, kita bisa control lebih baik juga,” ungkapnya.
Saat ini, penjualan Allianz Life Indonesia memiliki dua kanal, yakni dari agen dan perbankan. Adapun porsinya masih didominasi oleh kanal agen sebesar 60%, sisanya dari kanal perbankan. “Saat ini, kami sudah memproteksi sebanyak 13 juta orang di Indonesia,” kata Bianto.
Dilihat dari sisi kinerjanya, Allianz Life Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan secara konsisten. Terutama dalam empat tahun terakhir, tepatnya pada 2018 hingga 2022. Ini terlihat dari pembukuan setara premi tahunan atau annualized premium equivalent (APE) yang terus meningkat.
“Di tahun 2018, APE kami baru sekitar Rp2,7 triliun, empat tahun kemudian (2022) sudah mencapai Rp3,77 triliun di tengah kondisi market yang tengah mengalami penurunan 6,9%,” jelas Edwin Prayitno, Direktur & Chief Financial Officer Allianz Life Indonesia di kesempatan yang sama.
Selain itu, kata Edwin, di tengah pandemi Covid-19 pada 2022, Allianz Life Indonesia juga telah memberikan perlindungan kepada pemegang polis dan nasabah dengan membayar klaim, serta manfaat sebesar Rp10,9 triliun dengan lebih dari 310.000 kasus yang dibayarkan.
“Jadi ini angka yang sangat besar, memang berpengaruh kepada laba kami setelah pajak. Dan ini angkanya meningkat dibandingkan pada 2021, bahkan jauh lebih tinggi dari sebelum pandemi. Ini adalah komitmen kami kepada pemegang polis,” tutup Edwin. (*)