Makassar – Dalam rangkaian kegiatan Penarikan Undian Nasional Simpeda Periode I XXXIV 2023, di mana Bank Sulselbar menjadi tuan rumah, menggelar Seminar Nasional BPD Seluruh Indonesia bertajuk “Corporate Digital Culture: Digital Transformation Leader” di Claro Hotel Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis, 31 Agustus 2023.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Bank Sulselbar Yulis Suandi mengatakan, perubahan dalam perusahaan dipastikan selalu akan terjadi. Terutama di era digitalisasi saat ini, setiap perusahaan temasuk dunia perbankan harus mampu bertransformasi digital. Namun, transformasi ini memiliki sejumlah tantangan dan tak semua bisa berhasil.
“Karena itu, setiap perusahaan harus memiliki corporate digital culture. Karena, transformaai itu bersifat top down, maka perusahaan harus memiliki digital transformation leader,” ungkap Yulis.
Baca juga: Bupati Gowa Sambut Positif Undian Tabungan Simpeda di Welcoming Dinner Direksi BPD Se Indonesia
Oleh karena itu, lanjutnya, seminar ini menjadi jadi ajang sharing yang sangat penting bagi BPD agar bisa berhasil melakukan transformasi digital. Ke depan, peran strategis BPD akan sangat penting bagi kemajuan ekonomi daerah.
“Saya berterima kasih kepada para pembicara dan moderator yang telah hadir dan memberikan sharing bermanfaatnya kali ini,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Supriyatno mengatakan, selama berkiprah sembilan tahun di dunia perbankan BPD, dirinya telah melakukan banyak hal, termasuk mendorong BPD untuk mengikuti perkembangan digital.
Menurutnya, transformasi digital menjadi urgent diaplikasikan oleh BPD seluruh Indonesia. Pasalnya, transformasi digital diyakini akan menjaga BPD tetap tumbuh dan berkembang, serta menjadi sokoguru di daerahnya masing-masing.
“Jadi, talkshow kali ini sangat bermanfaat dan penting bagi BPD se- Indonesia,” tambah pria berkacamata ini.
Dalam Seminar Nasional BPD Seluruh Indonesia ini, dihadiri juga secara daring keynote speech, Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurutnya, peran BPD sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah sangat penting. Meski begitu, Dian tak menampik di tengah tantangan yang ada, BPD masih dihadapkan sejumlah tantangan.
Untuk itu, kata Dian, hal tersebut menjadi concern OJK untuk terus memajukan BPD ke depan. Menurutnya, transformasi digital bisa menjadi solusi untuk persoalan likuiditas BPD. Langkah lainnya, BPD bisa melakukan pengembangan produk dan layanan digital, sehingga bisa menyasar lebih luas nasabah, dan bisa meningkatkan dana murahnya.
Baca juga: OJK Dorong BPD Jangan Ragu Bentuk KUB Terintergrasi
Seminar Nasional BPD Seluruh Indonesia dilajutkan dengan talkshow yang menghadirkan dua narasumber Arianto Muditomo Direktur Utama PT Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN) dan Eko B. Supriyanto Chairman Infobank Media Group.
Menurut Arianto, transformasi digital itu bukan soal teknologi, tapi bagaimana memberdayakan karyawan dan memuaskan pelanggan atau nasabah. Lalu, bagaimanakah hal itu bisa dilaksanakan dengan baik?
“Ada beberapa hal penting yang saya bisa sharing, di antaranya leader harus memiliki pemahaman digital dengan baik, transformasi yang dilakukan ditujukan bagi sumber daya manusia (SDM), harus mengembangkan digital talent, dan meningkatkan kecerdasan leader terkait digital,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, peran leader memang memiliki peran kunci bagi keberhasilan transformasi. Seorang leader di era saat ini, selain memiliki pemahaman digital, juga harus beradaptasi dengan budaya baru yang ada saat ini, dan tuntutan yang berbeda dari masa sebelumnya.
“Sedangkan untuk soal teknologi tidak menjadi prioritas utama, karena pengembangannya bisa dilakukan ataupun berkolaborasi dengan pihak ketiga. Pengembangan teknologi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, dan tentu harus bisa memuaskan nasabah,” ujarnya.
Baca juga: Alat Undian Tabungan Simpeda Periode 1 XXXIV 2023 Resmi Disegel
Sementara, Eko B. Supriyanto mengatakan, transformasi digital bukan sekadar teknologi. Lalu apa? Transformasi itu soal mindset, dan harus memperhatikan infrastruktur dan lingkungan yang ada. Namun demikian, bukan berarti harus semuanya digital atau full digital. Karena, nyatanya banyak perusahaan digital dan startup maupun fintech yang mengalami kegagalan.
“Pasalnya niat dan filosofi pendiriannya ialah soal valuasi, kemudian berniat menjualnya dari valuasi itu,” kata Eko.
Jadi, lanjut Eko, jika secara lingkungan dan infrastruktur belum secara penuh digital, maka dirinya menyarankan BPD menjalankan bisnis dan operasionalnya dual system atau hybrid model. “Apalagi dilihat dari karakteriatik BPD, dual system sangat tepat,” saran Eko.
Kunci keberhasilan transformasi bergantung pada organisasi dan leader di BPD. Di tengah perubahan yang makin cepat, organisasi harus bisa lebih gesit. Dan, seorang leader harus memiliki keberanian dan terus belajar serta melakukan eksperimen.
“Transformasi digital membutuhkan persyaratan agar bisa berjalan. Di antaranya, kapabilitas baru, budaya baru, dan model bisnis baru,” tutupnya. (*)