Gegara Ini, Saham Bayer Anjlok ke Level Terendah dalam 20 Tahun Terakhir

Gegara Ini, Saham Bayer Anjlok ke Level Terendah dalam 20 Tahun Terakhir

Jakarta – Saham milik perusahaan kimia asal Jerman, yakni Bayer anjlok ke level terendahnya dalam 20 tahun terakhir pada Selasa (12/11). Hal ini menyusul proyeksi penurunan laba dan laporan kerugian perusahaan.

Dinukil laporan VOA Indonesia, Rabu (13/11), perusahaan itu berjanji untuk terus melanjutkan upaya pengurangan biaya setelah melaporkan kerugian sebesar €4,18 miliar, atau sekitar Rp80 triliun dalam tiga bulan terakhir hingga akhir September. Angka tersebut jauh lebih buruk daripada perkiraan para analis.

Laporan kerugian ini salah satunya karena merosotnya penjualan herbisida (pestisida untuk rumput dan gulma) berbahan dasar glifosat, di mana Bayer terjerat kasus hukum berkepanjangan di AS karena produk herbisida tersebut yang diklaim berpotensi menyebabkan kanker.

Baca juga : Harga Saham Anjlok, SolarEdge PHK 900 Karyawan

Pendapatan dari unit pertanian perusahaan itu juga terdampak oleh penghapusan nilai aset yang besar. Bayer, yang juga memproduksi obat-obatan dan produk kesehatan konsumen, mengalami penurunan saham lebih dari 11 persen di Bursa Efek Frankfurt setelah melaporkan kerugian kuartalan keduanya secara berturut-turut.

Kondisi ini menjadi masalah baru bagi CEO Bayer Bill Anderson, yang ditunjuk tahun lalu untuk memimpin perusahaan ke arah yang baru dan telah meluncurkan program restrukturisasi besar-besaran, seraya menolak permintaan dari investor aktivis untuk membubarkan perusahaan tersebut.

Baca juga : Tata Kelola Buruk, Saham-saham Terafiliasi Grup Kresna Anjlok

Masalah itu juga mencerminkan situasi buruk yang dihadapi para produsen tradisional Jerman secara umum. Mereka sedang menghadapi berbagai tantangan, mulai dari biaya yang tinggi hingga permintaan yang lemah. 

Isu-isu yang dihadapi Bayer diperkirakan akan berlanjut pada 2025. Kepala keuangannya, Wolfgang Nickl memperingatkan adanya prospek yang suram tahun depan, disertai potensi penurunan pendapatan”.

“Kami berencana untuk mempercepat langkah-langkah pengurangan biaya dan peningkatan efisiensi,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News