Poin Penting
- RUPSLB Garuda Indonesia digelar 15 Oktober 2025 dengan agenda utama perubahan susunan pengurus
- Nama-nama baru yang beredar untuk posisi strategis antara lain komisaris Garuda Indonesia sebagai calon Dirut dan mantan komisaris yang juga eks bankir Citibank untuk posisi Wadirut.
- Kinerja keuangan memburuk, rugi bersih Garuda Indonesia semester I 2025 naik 41,37 persen menjadi USD142,8 juta, seiring penurunan pendapatan 4,48 persen menjadi USD1,54 miliar.
Jakarta – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) kembali akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, Rabu, 15 Oktober 2025.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), rapat tersebut dilaksanakan di Ruang Auditorium Manajemen Garuda, lantai dasar Gedung Garuda City, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, mulai pukul 14.00 WIB hingga selesai.
“Agenda (RUPSLB) hari ini adalah perubahan pengurus perseroan,” ujar Cahyadi Indrananto, Corporate Secretary Group Head GIAA saat dikonfirmasi Infobanknews, 15 Oktober 2025.
RUPSLB GIAA ini digelar di tengah maraknya kabar mengenai kemungkinan bergabungnya salah satu eksekutif Singapore Airlines ke jajaran manajemen Garuda Indonesia. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa RUPSLB kali ini digelar untuk mengisi kekosongan posisi Direktur Keuangan.
Baca juga: Permudah Perjalanan, Garuda Indonesia Gandeng BCA Digital Luncurkan Garuda x bluDebit Card
Sementara berdasarkan sumber Infobanknews, para pemegang saham Garuda Indonesia dikabarkan akan menggantikan posisi direktur utama (dirut) imbas merosotnya kinerja Indonesia. Selain itu, perseroan akan meminta restu untuk menambah posisi wakil direktur utama (wadirut)
Masih menurut sumber Infobanknews, posisi dirut akan diisi oleh komisaris Garuda Indonesia, sedangkan posisi wadirut akan ditempati oleh mantan komisaris Garuda periode sebelumnya, mantan bankir dari Citibank Group.
Kinerja Keuangan Garuda Indonesia
Menurut laporan keuangan Garuda Indonesia semester I 2025, kerugian Garuda membengkak 41,37 persen menjadi USD142,8 juta dari kerugian USD100,3 juta di periode yang sama tahun 2024.
Membengkaknya rugi Garuda sejalan dengan merosotnya pendapatan perseroan. Hingga Juni 2025, pendapatan GIAA turun 4,48 persen menjadi USD1,54 miliar dari USD1,62 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Jika dirinci, pendapatan GIAA ditopang dari segmen penerbangan tidak berjadwal yang mencakup haji dan charter sebesar USD205,83 juta. Segmen penerbangan ini tumbuh 15,66 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya USD177,96 juta.
Baca juga: Garuda Indonesia Torehkan Kinerja Haji Terbaik 3 Tahun, OTP 96,2 Persen
Kemudian pendapatan lain-lain mencakup pemeliharaan dan perbaikan pesawat, pelayanan penerbangan, jasa boga, biro perjalanan, fasilitas, hotel, dan transportasi, berkontribusi sebesar USD158,20 juta sepanjang semester I 2025.
Garuda Indonesia juga tercatat berhasil menekan jumlah beban usaha menjadi USD1,50 miliar pada Juni 2025 dari USD1,53 miliar di Juni 2024.
Menutup semeter I 2025, total aset Garuda Indonesia mencapai USD6,51 miliar, turun tipis dari USD 6,61 miliar di akhir Desember 2024. (*)










